Analisasumut.com
Beranda AKTUAL IDI Sumut Dukung Satgas Percepatan Dokter, Soroti Pemerataan dan Kesejahteraan

IDI Sumut Dukung Satgas Percepatan Dokter, Soroti Pemerataan dan Kesejahteraan

Medan – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara menyatakan dukungan terhadap pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pemenuhan Dokter oleh pemerintah. Namun, IDI Sumut juga menyoroti pentingnya upaya pemerataan distribusi dokter serta peningkatan kesejahteraan tenaga medis, terutama di daerah terpencil dan tertinggal.

Ketua IDI Sumut, dr. Edison Peranginangin, mengatakan bahwa kekurangan dokter masih menjadi persoalan serius di sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Utara. “Kami mendukung langkah percepatan ini, tapi harus disertai dengan kebijakan jangka panjang yang menjamin pemerataan dan insentif yang layak bagi dokter di daerah,” ujarnya dalam pernyataan resmi, Selasa (23/7/2025).

Menanggapi minimnya jumlah dokter di Indonesia, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengungkapkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan pembentukan Satgas Percepatan Pemenuhan Kebutuhan Dokter.

Targetnya adalah mencetak 60.000 dokter umum dan 4.500 dokter spesialis hingga tahun 2029.

Merespons hal ini, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara, dr. Ery Suhaymi, SH, MH, M.Ked(Surg), Sp.B, FINACS, FICS, menilai bahwa target ambisius tersebut perlu didukung dengan perluasan sumber daya pendidikan kedokteran, khususnya dalam hal pendirian Fakultas Kedokteran (FK) dan program spesialisasi.

“Regulasi pendirian FK dan program studi spesialis kini menjadi kewenangan pemerintah. Jika kuota penerimaan mahasiswa kedokteran diperbanyak, maka produksi dokter tentu akan meningkat,” ujarnya kepada , Selasa (22/7/2025).

Pemerataan dan Kesejahteraan Jadi Kunci

Ery menilai bahwa pembentukan Satgas Percepatan ini merupakan langkah penting untuk memperbaiki rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk, terutama di wilayah yang masih kekurangan dokter.

Namun, menurutnya, pemerataan distribusi dan jaminan kesejahteraan dokter juga menjadi aspek krusial agar jumlah dokter tidak hanya terkonsentrasi di kota besar.

“Banyak kabupaten dan kota tidak bisa menjamin kesejahteraan dokter. Akibatnya, tenaga medis enggan ditempatkan di wilayah tersebut. Pemerataan dokter akan berjalan seiring dengan jaminan kesejahteraan,” tuturnya.

Rasio Dokter Masih Jauh dari Standar WHO

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) itu juga menyampaikan bahwa rasio ideal menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 1 dokter untuk setiap 1.000 penduduk.

“Di Sumut saat ini rasio dokter masih sekitar 1:1.500. Artinya, jumlah tenaga medis kita masih belum mencukupi untuk melayani seluruh masyarakat secara optimal,” katanya.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan