Dokter Spesialis Langka, Bayi PJB di Indonesia Tunggu Operasi hingga 15 Bulan
Antrean pasien anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPD) semakin membludak akibat dari peristiwa dokter spesialis langka
Setiap tahunnya, lebih dari 50 ribu bayi lahir dengan PJB di Indonesia, dan sekitar 12 ribu di antaranya membutuhkan penanganan segera, baik untuk tindakan bedah maupun kateterisasi.
Baca juga: Ahli Gizi Jepang Beberkan 5 Makanan Khas Negeri Sakura yang Bikin Panjang Umur
Dr. Iwan Dakota, SpJP, Direktur Utama RSJPD Harapan Kita, mengungkapkan bahwa dari 4,8 juta bayi yang lahir setiap tahunnya, sekitar 50 ribu di antaranya terdiagnosis PJB, dengan 15 ribu bayi di antaranya membutuhkan operasi. Sejauh ini, RS Harapan Kita baru bisa menangani sekitar 4.900 bayi, dengan kapasitas terbatas.
Sebagai rumah sakit pusat rujukan nasional, RS Harapan Kita hanya mampu mengoperasi sekitar 1.500 anak dengan kelainan jantung bawaan setiap tahunnya, sementara sisanya harus menunggu dalam antrean yang semakin panjang.
Siap Untuk Tampil Lebih Percaya Diri? Kunjungi Website Kami dan Temukan Layanan Salon Terbaik!
Berdasarkan data per 2024, pasien terlama bahkan harus menunggu hingga 15 bulan. Keterbatasan fasilitas, mahalnya biaya peralatan kesehatan, serta kelangkaan obat-obatan menjadi faktor utama penyebab antrean yang panjang karena dokter spesialis yang menangani kasus ini langka
Untuk mempercepat penanganan, pemerintah Indonesia mendatangkan tim medis dari Arab Saudi. Sebanyak 28 anggota tim King Salman Humanitarian Aid and Relief Centre (KSR) yang terdiri dari dokter jantung, dokter bedah jantung anak, dokter anestesi jantung, intensivis jantung, dan perawat telah bergabung untuk membantu melakukan tindakan bedah di RS Harapan Kita.
Baca Juga: Waspada! Daftar Makanan dengan Racun Mematikan yang Sering Kita Konsumsi
Dalam kerjasama ini, mereka berhasil melakukan 38 operasi, dengan sekitar 75 persen di antaranya merupakan kasus kompleks yang memerlukan penanganan khusus dan berbiaya tinggi.
Dengan adanya dukungan tim medis internasional, diharapkan dapat mengurangi antrean layanan di rumah sakit dan mempercepat penanganan bagi anak-anak yang membutuhkan operasi jantung.