Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Banjir Parah di Medan Labuhan, Warga Simpang Kantor Tuntut Aksi Nyata dari Pemerintah Kota

Banjir Parah di Medan Labuhan, Warga Simpang Kantor Tuntut Aksi Nyata dari Pemerintah Kota

Kawasan Jalan KL Yos Sudarso Simpang Kantor, Medan Labuhan, kembali digenangi banjir usai hujan mengguyur Rabu (4/6/2025).

Banjir yang mencapai selutut orang dewasa ini membuat arus lalu lintas macet parah dan puluhan kendaraan mogok.

Pantauan dari lokasi para pengendara, khususnya sepeda motor, kesulitan melintas akibat genangan air yang menutupi seluruh badan jalan.

Beberapa angkutan umum dan mobil pribadi terpaksa berjalan perlahan, menyebabkan antrean kendaraan hingga ratusan meter.

Kawasan Simpang Kantor merupakan salah satu titik padat lalu lintas di Medan bagian utara, yang menghubungkan Marelan, Medan Labuhan, dan Pelabuhan Belawan.

Baca Juga : Wahyudi Bantah Terima Bantuan, Sebut Dugaan Korupsi sebagai Fitnah

Banjir yang kerap terjadi di lokasi ini telah lama dikeluhkan warga, namun hingga kini belum ada penanganan serius dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan.

Ibnu, warga Marelan yang setiap hari melintasi kawasan tersebut untuk bekerja di Belawan, mengaku kecewa dengan lambannya respons pemerintah.

“Sudah bertahun-tahun begini, hujan sebentar saja langsung banjir. Drainasenya sepertinya tidak pernah dibenahi. Kami sudah beberapa kali melapor ke Kecamatan Medan Labuhan, tapi tidak ada tindak lanjut,” ujar Ibnu.

Ia juga mengingatkan janji Wali Kota Medan, Rico Waas, saat kampanye dulu yang menyatakan akan membebaskan kota ini dari banjir.

“Sekarang warga menagih janji itu. Kami ingin tindakan nyata, bukan sekadar janji politik,” katanya.

Banjir juga berdampak pada aktivitas ekonomi warga. Pedagang makanan di sekitar lokasi mengaku merugi karena pembeli enggan masuk ke area banjir.

“Orang malas singgah, mereka harus menyingsingkan celana kalau mau beli. Dagangan jadi sisa semua,” kata salah satu pedagang mengeluh.

Warga juga mempertanyakan sikap anggota DPRD Kota Medan yang berdomisili di sekitar kawasan tersebut.

“Katanya ada dewan tinggal di sini, tapi kok jalan tetap begini? Apa mereka tidak peduli?” ucap seorang warga yang enggan disebutkan namanya berlalu.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan