Kejinya Anak Habisi Ibu Kandungnya Sampai 7 Tulang Rusuk Patah, Mayat Korban Ditumpuk Daun Kering
Kasus pembunuhan sadis terjadi di Sleman, Yogyakarta, di mana seorang anak tega menghabisi nyawa ibu kandungnya. Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan tujuh tulang rusuk patah, sementara jasadnya ditutupi daun kering di sebuah lahan kosong dekat rumahnya.
Pelaku, yang merupakan anak kandung korban, diduga melakukan tindakan brutal tersebut karena emosi setelah ditegur oleh sang ibu. Setelah membunuh, pelaku berusaha menyembunyikan jasad korban dengan menutupinya menggunakan dedaunan.
Pihak kepolisian segera menangkap pelaku dan tengah mendalami motif di balik tindakan keji ini. Kejadian ini menambah daftar panjang kekerasan dalam keluarga, sehingga masyarakat diimbau lebih waspada dan melaporkan jika ada tanda-tanda kekerasan domestik.
Aksi keji pria berinsial A alias S (48) menghabisi nyawa ibu kandungnya berinsial SM (76) di Dusun Sembung, Kalurahan Balecatur, Gamping, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Baca juga : Hamas Benarkan Panglima Militer Mohammed Deif Tewas
Tubuh SM ditemukan membusuk penuh luka serta tertimbun tumpukan sampah daun kering di lahan kosong sekitar rumah pada Minggu (12/1/2025).
Hasil autopsi ditemukan luka di leher bawah dan patah 7 tulang rusuk
Lansia itu diduga telah dibunuh beberapa hari sebelum ditemukan. Ia diduga dibunuh oleh putra bungsunya berinisial A alias S. Korban dan pelaku tinggal serumah. Kapolresta Sleman, Kombes Edy Setyanto Erning Wibowo mengungkapkan motif pelaku yang merasa jengkel terhadap korban.
Karena selalu merasa tidak sesuai, saat dilayani pelaku dalam kehidupan sehari-harinya,” kata Kombes Edy Setyanto Erning Wibowo, Kamis (30/1/2025).
Kronologi
Penemuan mayat SM bermula ketika anak sulung korban, SP yang sudah berkeluarga dan hidup terpisah berkunjung ke rumah korban di Kalurahan Balecatur pada 12 Januari 2025, sekira pukul 11.00WIB.
Saat itu, mendapati rumah orangtuanya dalam kondisi sepi dan tertutup. Padahal, seharusnya ada adik dan orangtuanya yang tinggal di sana.
Karena tidak menemukan siapa-siapa, SP lalu menghubungi saudaranya, TR yang juga sudah tinggal terpisah.
Setelah datang, keduanya lalu berpencar mencari keberadaan adik dan orangtuanya.
Menjelang sore, sekira pukul 16.40 WIB, SP mencoba mencari di kebun atau lahan kosong di sekitar rumah dan melihat ada gundukan sampah daun kering.
Karena curiga, gundukan sampah daun kering itu dicek, dan melihat kaki manusia. Gundukan itu lalu digaruk lagi dan tampak sepasang kaki manusia, serta tercium bau menyengat,” katanya.
Saksi kemudian memanggil saudaranya, perangkat Kalurahan dan pihak Kepolisian.