Analisasumut.com
Beranda AKTUAL Waspada! Jadwal BAB Bisa Menjadi Indikator Kesehatan Anda

Waspada! Jadwal BAB Bisa Menjadi Indikator Kesehatan Anda

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Cell Reports Medicine mengungkap bahwa frekuensi buang air besar (BAB) dapat memengaruhi kondisi indikator kesehatan fisiologis dan kesehatan jangka panjang. Idealnya, seseorang buang air besar satu hingga dua kali sehari untuk menjaga keseimbangan tubuh.

Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara ketidakteraturan jadwal BAB—seperti sembelit dan diare—dengan meningkatnya risiko infeksi dan kondisi neurodegeneratif. Namun, para ilmuwan masih meneliti apakah ketidakteraturan ini menjadi penyebab atau hanya akibat dari kondisi kesehatan tertentu.

Penulis senior studi, Sean Gibbons dari Institute for System Biology, berharap penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran tenaga medis terhadap potensi risiko dari pola BAB yang tidak teratur.

Baca Juga: Waspada! Sakit Kepala Seperti Ini Bisa Jadi Gejala Tumor Otak

“Dokter sering kali menganggap ketidakteraturan BAB sebagai gangguan ringan, padahal ada potensi risiko kesehatan yang lebih besar di baliknya,” ujar Gibbons, dikutip dari Science Alert.

Tim peneliti mengumpulkan data dari 1.400 relawan dewasa yang sehat tanpa tanda-tanda penyakit aktif. Para peserta dikategorikan berdasarkan frekuensi BAB mereka:

  • Sembelit (1-2 kali per minggu)
  • Normal-rendah (3-6 kali per minggu)
  • Normal-tinggi (1-3 kali per hari)
  • Diare

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator kesehatan ketika feses bertahan terlalu lama dalam usus, mikroba usus menghabiskan serat yang tersedia dan mulai memfermentasi protein. Proses ini menghasilkan racun seperti p-kresol sulfat dan indoksil sulfat, yang membebani ginjal dan bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Sementara itu, diare yang terlalu sering dikaitkan dengan peningkatan zat kimia dalam tubuh yang menunjukkan peradangan serta kerusakan hati. Hal ini terjadi karena tubuh membuang asam empedu secara berlebihan, sehingga hati harus bekerja lebih keras untuk mendaur ulangnya.

Pola Makan dan Gaya Hidup Berperan Penting

Para peneliti menemukan bahwa orang dengan pola BAB yang stabil—terutama dalam rentang 1-2 kali sehari—cenderung memiliki keseimbangan mikroba usus yang lebih baik. Pola ini dikenal sebagai zona Goldilocks, yaitu kondisi ideal bagi kesehatan usus.

Secara demografis, kelompok yang lebih muda, wanita, dan individu dengan indeks massa tubuh lebih rendah cenderung memiliki pola BAB lebih jarang dibanding pria. Perbedaan ini diduga terkait dengan faktor hormonal dan pola makan.

Siap Untuk Tampil Lebih Percaya Diri? Kunjungi Website Kami dan Temukan Layanan Salon Terbaik!

Gibbons menekankan bahwa pola makan memiliki dampak besar terhadap keteraturan BAB. “Konsumsi lebih banyak buah dan sayuran adalah faktor terbesar dalam menjaga jadwal BAB yang sehat,” ujarnya.

Selain itu, menjaga hidrasi dengan cukup minum air putih, rutin berolahraga, serta mengonsumsi makanan berbasis tumbuhan juga berperan penting dalam kesehatan sistem pencernaan.

Ke depan, para peneliti berencana mengembangkan uji klinis untuk mengevaluasi lebih lanjut dampak regulasi BAB terhadap kesehatan jangka panjang dan pencegahan penyakit.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan