Warga Pasar Rawa Sumut Sukses Kembangkan Budi Daya Mangrove sebagai Mata Pencaharian Utama
Warga Pasar Rawa, Langkat, Sumatra Utara, kini menggantungkan hidup mereka pada budi daya mangrove. Mayoritas warga mengandalkan hasil mangrove sebagai sumber pendapatan utama.
Menurut Ketua Kelompok Tani Hutan, Wahyudi, sekitar 60% warga di Pasar Rawa bergantung pada mangrove untuk mencari nafkah. “Mangrove ini menjadi ketergantungan kami, sumber mata pencarian kami,” ungkap Wahyudi pada Selasa (3/12/2024).
Budi daya mangrove yang dilakukan oleh warga Pasar Rawa meliputi pembuatan rumah ikan di akar mangrove, yang menjadi habitat bagi berbagai jenis biota laut seperti kepiting, udang, dan ikan.
Baca Juga: Harga Tiket Pesawat turun 10 % saat Nataru
Wahyudi menambahkan, meskipun ada beberapa warga yang berkebun, sebagian besar penduduk Pasar Rawa kini memilih untuk hidup dari hasil budi daya mangrove.
Warga setempat juga menunjukkan komitmen mereka untuk melestarikan mangrove dengan menerapkan sanksi denda terhadap pelaku perusakan dan penebang mangrove.
“Kami sepakat untuk melestarikan mangrove dan menjaga ekosistemnya,” lanjut Wahyudi.
Budi daya mangrove ini bukan hanya menyediakan sumber pendapatan baru bagi warga, tetapi juga mendatangkan manfaat ekonomi tambahan melalui pengembangan ekowisata dan olahan makanan berbahan dasar mangrove.
Wahyudi mengungkapkan rasa syukurnya atas pendampingan yang diberikan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). “Dengan bantuan BRGM, kami sangat terbantu dan harapan kami program ini terus berlanjut,” ujarnya.
Program Mangroves for Coastal Resilience (M4CR), yang didukung oleh World Bank dan dijalankan oleh BRGM, telah membantu rehabilitasi ribuan hektar mangrove di daerah pesisir, termasuk di Sumatra Utara.
Program ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pesisir, mengurangi emisi karbon, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pemberdayaan ekonomi lokal.
(QL/AS)