Warga Langkat Khawatir Sungai Besitang Tercemar Limbah Sawit
Langkat – Warga di Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, semakin resah dengan kondisi Sungai Besitang yang diduga tercemar limbah dari pabrik kelapa sawit (PKS).
Air sungai yang dulunya jernih kini berubah warna menjadi kehitaman dan mengeluarkan bau menyengat, terutama di sekitar anak-anak sungai atau paluh yang bermuara ke Sungai Besitang. Perubahan ini sangat mengganggu aktivitas harian warga, mulai dari mencuci hingga menangkap ikan, yang kini kian sulit dilakukan.
Menurut Rusli, seorang nelayan setempat, pencemaran sudah berlangsung beberapa bulan terakhir dan diduga kuat berasal dari pembuangan limbah cair oleh pabrik sawit yang berada tak jauh dari permukiman. “Dulu kami bisa dapat ikan sehari-hari, sekarang ikan sudah jarang, air pun kotor dan gatal kalau kena kulit,” keluhnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Komisi A DPRD Langkat turun langsung melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah PKS di sekitar aliran sungai. Mereka menemukan dugaan adanya kolam limbah yang tidak memenuhi standar serta pipa pembuangan yang langsung mengarah ke sungai. Warga kini berharap ada tindakan tegas dari pemerintah daerah agar pencemaran tidak terus berlanjut dan ekosistem sungai bisa kembali pulih.
Rencana pembuangan limbah pabrik kelapa sawit ke Sungai Besitang melalui saluran pipa memicu kekhawatiran sejumlah warga, termasuk para nelayan tradisional yang menggantungkan hidup dari sungai tersebut.
Baca juga : Polsek Bahorok Tangkap Pengedar Sabu, 1,69 Gram Barang Bukti Diamankan
Warga menyebutkan bahwa air Sungai Besitang selama ini dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci pakaian, hingga mencari ikan dan udang.
Potensi pencemaran akibat limbah sawit dinilai dapat mengancam kesehatan, lingkungan, serta ekonomi masyarakat setempat.
“Kami sangat bergantung pada air sungai ini. Kalau sampai tercemar limbah sawit, kami tak bisa pakai airnya lagi, dan nelayan pun bisa kehilangan mata pencaharian,” ujar seorang nelayan bernama Izhar, Sabtu (12/7/2025).
Izhar berharap pemerintah turun tangan secara serius untuk meninjau dan membahas ulang proyek tersebut, agar tidak merugikan masyarakat sekitar yang selama ini hidup berdampingan dengan sungai.
“Kalau air sungai sampai jadi hitam dan bau, tentu tidak bisa digunakan lagi. Kami khawatir ini akan merusak kehidupan warga dan lingkungan,” tambahnya.
Pemasangan Pipa Diduga untuk Saluran Limbah
Kekhawatiran ini mencuat seiring dengan adanya proyek pemasangan pipa paralon berdiameter 8 inci oleh salah satu pabrik kelapa sawit yang beroperasi di Lingkungan I Bukit Tangga, Kelurahan Bukit Kubu, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat.
Pipa yang sedang dalam proses pemasangan tersebut diduga kuat akan difungsikan sebagai saluran pembuangan limbah cair hasil produksi sawit langsung ke Sungai Besitang, yang letaknya tak jauh dari lokasi pabrik.
Hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari pihak perusahaan maupun pemerintah daerah terkait izin dan dampak lingkungan dari rencana tersebut.






