Analisasumut.com
Beranda AKTUAL Warga Langkat Dibekali Petasan Usir Harimau, BKSDA Imbau Jangan Pasang Jerat

Warga Langkat Dibekali Petasan Usir Harimau, BKSDA Imbau Jangan Pasang Jerat

Langkat – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara bersama aparat keamanan membekali warga di kawasan rawan konflik harimau Sumatera dengan petasan sebagai alat pengusir, menindaklanjuti maraknya serangan satwa ke ternak masyarakat. Langkah ini dianggap efektif untuk mengusir harimau tanpa membahayakan manusia maupun satwa liar.

BKSDA juga mengimbau agar masyarakat tidak memasang jerat—karena dapat melukai harimau dan satwa lain secara fatal. Jerat bahkan dapat menimbulkan luka serius hingga kematian pada hewan yang terperangkap . Masyarakat diharap memahami teknik mitigasi konflik ini dan terus berkoordinasi dengan petugas lapangan untuk memastikan keamanan bersama.

Baca juga : DPRD Sumut Anggarkan Rp169 Juta untuk Pengharum Ruangan

Pasca insiden seekor harimau memangsa lembu milik warga di Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara turun langsung ke lapangan, Sabtu (21/6/2025), untuk membagikan petasan (mercon) kepada warga. Petasan ini digunakan sebagai alat pengusir apabila harimau kembali muncul di kawasan perkebunan atau permukiman.

Kepala Seksi Konservasi BKSDA Wilayah II Stabat, Bobby Nopandri, menjelaskan bahwa pihaknya juga memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi konflik satwa liar di wilayah mereka.

“Kami tetap melakukan pemantauan di lokasi penemuan sisa mangsa lembu tersebut. Masyarakat juga kami imbau untuk jangan memasang perangkap atau jerat untuk menangkap harimau,” ujar Bobby.

Ia menambahkan, warga diminta untuk tidak melakukan aktivitas sendirian, serta segera melapor ke petugas BKSDA atau Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) jika melihat keberadaan harimau.

Lebih lanjut, Bobby menyebutkan bahwa pihaknya sedang berupaya menjalin kerja sama dengan sponsor atau pihak ketiga untuk menyediakan kandang aman bagi ternak warga.

“Hampir semua warga di sana membiarkan ternaknya berkeliaran bebas tanpa dimasukkan dalam kandang. Ini juga yang membuat harimau dapat mudah memangsa ternak warga. Sedangkan kawasan Desa Mekar Makmur masih termasuk kawasan jelajah harimau karena letaknya yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser,” kata Bobby.

Upaya mitigasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko konflik antara manusia dan satwa liar.

“Baik manusia maupun harimau dapat hidup aman, nyaman, dan berdampingan,” tuturnya.

Sebelumnya, seekor lembu milik warga Desa Mekar Makmur ditemukan tewas dimangsa harimau pada Jumat pekan lalu.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan