Warga Dua Desa di Kampung Roi-Roi Nias Utara Krisis Air Bersih
Nias Utara – Krisis air bersih melanda warga di dua desa di Kampung Roi‑Roi, Kecamatan Afulu, Kabupaten Nias Utara. Musim kemarau panjang telah mengeringkan hampir seluruh mata air alami dan aliran sungai kecil yang menjadi sumber utama air warga setempat .
Hampir dua bulan tanpa hujan, kondisi memaksa masyarakat menempuh jarak hingga dua kilometer untuk mandi dan mencuci, serta masuk ke dalam hutan mencari mata air yang masih tersisa guna kebutuhan minum. Seperti diungkapkan Ina Ayu Zega, warga Dusun 4 Roi‑Roi:
“Air sumur di kampung kami sudah kering total. Untuk mandi dan mencuci, kami terpaksa jalan kaki sejauh 2 KM. Sedangkan air untuk diminum, kami harus mencarinya jauh ke dalam hutan.
Wilayah Lotu, ibu kota Kabupaten Nias Utara, juga merasakan dampak yang sama. Akses air bersih yang sangat terbatas memperparah kehidupan sehari-hari, terutama di daerah terpencil. Hingga saat ini, belum ada langkah nyata dari pemerintah kabupaten untuk mengatasi krisis tersebut.
Warga berharap agar Pemerintah Kabupaten Nias Utara segera merespons kondisi genting ini, dengan menyediakan bantuan air langsung ke desa, membangun sumur bor atau bak tampungan, serta membenahi jalur distribusi. Tanpa intervensi cepat, krisis ini berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan, kemiskinan air, dan meningkatnya beban ekonomi masyarakat.
Baca juga : Sungai Bangkatan Meluap, Puluhan Rumah di Binjai Terendam Banjir
Musim kemarau panjang yang melanda Kabupaten Nias Utara kian mengancam kehidupan masyarakat, khususnya warga di perkampungan Laraga Roi-Roi, Kecamatan Afulu. Hampir seluruh sumber air bersih yang selama ini bergantung pada mata air alami dan aliran sungai kecil kini mengering.
Kondisi ini membuat warga harus menempuh jarak hingga dua kilometer demi mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci.
“Air sumur di kampung kami sudah kering total. Untuk mandi dan mencuci, kami terpaksa jalan kaki sejauh 2 KM. Sedangkan air untuk diminum, kami harus mencarinya jauh ke dalam hutan, ke mata air yang belum kering,” ujar Ina Ayu Zega, warga Dusun 4 Roi-Roi, kemarin.
Kekeringan ini telah berlangsung hampir dua bulan tanpa hujan. Tidak hanya di Afulu, fenomena serupa juga dialami oleh warga di ibu kota Kabupaten Nias Utara, Lotu. Warga mengaku situasi ini sangat menyulitkan mereka, terutama karena akses ke air bersih sangat terbatas, dan wilayah mereka masih tergolong terisolasi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada respons atau langkah nyata dari Pemerintah Kabupaten Nias Utara terkait krisis air bersih yang dialami masyarakat di Kampung Roi-Roi.







200eza