Usai Bencana, Warga Deli Serdang Hadapi Kelangkaan BBM dan Kenaikan Harga Pangan
Kondisi ekonomi masyarakat di Kabupaten Deli Serdang semakin tertekan. Setelah dihantam bencana banjir dan tanah longsor yang menelan 16 korban jiwa, kini warga menghadapi kesulitan baru: kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan lonjakan harga kebutuhan pokok.
Situasi ini dikeluhkan masyarakat karena belum terlihat langkah konkret Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang dalam mengatasi persoalan tersebut.
Sudah tiga hari berturut-turut, antrean panjang terjadi di hampir seluruh SPBU di wilayah Deli Serdang.
Warga harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendapatkan BBM, baik untuk kendaraan maupun kebutuhan kerja sehari-hari.
Di sisi lain, masyarakat juga mengeluhkan kenaikan harga pangan yang disebut terjadi hingga 70 hingga 100 persen dari kondisi normal. Harga sayur-mayur dan bumbu dapur melonjak drastis sejak awal pekan.
Baca Juga : Dampak Banjir Belum Usai, Distribusi BBM di Karo Masih Tersendat
Rosma, pedagang sayur di Pasar Lubuk Pakam, mengaku kenaikan harga sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir.
“Tidak tahu kami apa penyebabnya, tapi harga dari agen dan pemasok memang mahal. Makanya kami juga jual naik,” ujarnya, Selasa (2/12/2025).
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan mencolok di antaranya sawi manis: dari Rp5.000 hingga Rp7.000 per kilogram menjadi Rp15.000 per kilogram; cabai merah: Rp75.000 per kilogram; cabai rawit halus: Rp88.000 per kilogram; cabai hijau: Rp37.000 per kilogram; cabai caplak: Rp80.000 per kilogram; dan bawang merah: Rp44.000 per kilogram.
Tidak hanya sayuran, harga protein hewani juga melambung. Harga ayam potong yang biasanya sekitar Rp27.000 per kilogram kini menembus Rp35.000 per kilogram.
Kenaikan paling signifikan terjadi pada ikan laut. Cuaca buruk menyebabkan nelayan di Pantai Labu tidak melaut secara optimal sehingga pasokan ke pedagang berkurang drastis.
“Ikan gembung kecil biasanya Rp38 ribu per kilogram, sekarang naik jadi Rp55 ribu per kilogram. Payah dapatnya, kami biasanya beli dari nelayan Pantai Labu di TPI sana,” kata seorang pedagang ikan di Lubuk Pakam.
Situasi ini membuat warga semakin terbebani, terlebih setelah bencana banjir dan tanah longsor yang merusak fasilitas umum, rumah warga, dan lahan pertanian.
Sejumlah warga menilai Pemkab belum bergerak cepat menanggapi kesulitan yang mereka hadapi, sementara proyek-proyek yang menggunakan anggaran besar tetap berjalan.






