Medan Tuntungan Diterjang Hujan Es, Warga Panik Lihat Butiran Sebesar Kelereng
Suasana sore yang mendung di Kecamatan Medan Tuntungan tiba-tiba berubah mencekam pada Jumat (30/5/2025) pukul 15.14 WIB.
Langit bukan hanya menurunkan hujan air, melainkan butiran es sebesar kelereng yang membuat warga panik dan geger.
Awalnya, warga mengira suara dentuman di atap rumah mereka berasal dari kucing yang berkelahi.
Namun, rasa terkejut melanda saat mereka menyadari bahwa yang berjatuhan adalah butiran es.
“Saya kira awalnya ada yang lempar batu ke atap, ternyata pas saya keluar rumah, saya lihat butiran es berjatuhan,” ujar Rini, seorang warga setempat, menggambarkan keheranannya.
Momen langka ini segera diabadikan oleh beberapa warga dan dibagikan ke media sosial, memicu diskusi hangat di kalangan netizen.
Baca Juga : Hujan Lebat Disertai Angin Kencang, Akses Warga Perumahan di Kabanjahe Tertutup Karena Pohon Tumbang
Fenomena hujan es ini juga disertai angin kencang yang menusuk tulang dan penurunan suhu udara yang drastis.
Meski tidak menimbulkan kerusakan besar, kejadian ini membuat warga Medan Tuntungan heran, mengingat hujan es tergolong jarang terjadi di wilayah tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak BMKG mengenai penyebab pasti dari hujan es yang menghebohkan ini.
Hujan es terbentuk di dalam awan badai kuat, khususnya awan kumulonimbus, yang menjulang sangat tinggi dan mencapai lapisan atmosfer yang sangat dingin.
Berikut adalah tahapan proses pembentukannya:
Pembentukan Tetesan Air Superdingin: Di dalam awan kumulonimbus, terdapat arus udara naik (updraft) yang sangat kuat. Arus ini membawa tetesan air ke bagian awan yang sangat tinggi, di mana suhunya berada di bawah titik beku (0^{\circ}\text{C}).
Namun, tetesan air ini belum membeku karena tidak ada inti kondensasi yang cukup. Ini disebut tetesan air superdingin.
Pertemuan dengan Inti Es: Ketika tetesan air superdingin ini bertabrakan dengan inti es (partikel debu, polen, atau kristal es yang sudah ada), mereka akan membeku secara instan dan membentuk embrio es kecil.
Pertumbuhan Butiran Es: Embrio es yang baru terbentuk ini kemudian jatuh ke bagian bawah awan akibat gravitasi.
Saat jatuh, mereka kembali terbawa oleh arus udara naik yang kuat, mengangkatnya kembali ke bagian atas awan yang lebih dingin.
Selama perjalanan naik dan turun inilah, butiran es akan mengumpulkan lebih banyak tetesan air superdingin yang kemudian membeku di permukaannya, menyebabkan ukurannya terus bertambah.
Proses ini bisa terjadi berulang kali, membentuk lapisan-lapisan es konsentris, mirip seperti cincin pada bawang.
Jatuh ke Permukaan: Butiran es akan terus tumbuh selama siklus naik-turun ini. Ketika butiran es menjadi terlalu berat dan arus udara naik tidak lagi mampu menahannya, butiran es tersebut akan jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan es.
Ukuran butiran es bisa bervariasi, mulai dari seukuran kacang polong hingga sebesar bola golf, bahkan lebih besar lagi dalam kasus ekstrem.
Fenomena hujan es seringkali disertai dengan angin kencang, petir, dan penurunan suhu yang drastis, seperti yang dialami warga Medan Tuntungan.
Kondisi atmosfer yang tidak stabil dan keberadaan awan kumulonimbus yang matang adalah kunci utama terjadinya hujan es.







https://shorturl.fm/VeYJe
https://shorturl.fm/fSv4z
https://shorturl.fm/retLL
https://shorturl.fm/0oNbA
https://shorturl.fm/hevfE
https://shorturl.fm/47rLb