Tren Kanker Usus Besar Meningkat di Kalangan Muda Singapura, Ini Kata Pakar
Singapura melaporkan lonjakan kasus kanker usus besar kolorektal di kalangan usia muda, terutama pada penduduk berusia di bawah 50 tahun yang termasuk kelompok milenial dan Gen Z. Peningkatan ini memicu kekhawatiran dari para ahli kesehatan yang menyoroti pentingnya deteksi dini dan pola hidup sehat.
Beberapa gejala umum kanker kolorektal pada usia muda meliputi darah dalam tinja, nyeri perut, dan perubahan kebiasaan buang air besar. Namun, karena usia yang relatif muda, banyak penderita tidak menyadari gejala tersebut sebagai tanda awal kanker.
Asisten Profesor Dawn Chong, Konsultan Senior di Divisi Onkologi Medis sebuah klinik di Singapura, mengatakan pasien muda sering terdiagnosis pada stadium lanjut. “Mereka cenderung mengabaikan gejala awal atau menganggapnya sebagai masalah ringan seperti wasir,” ujarnya.
Baca Juga: Jenis-Jenis Ikan yang Aman untuk Pengidap Kolesterol, Simak Daftarnya!
Hal ini dialami Tan, warga Singapura yang terdiagnosis kanker kolorektal sebelum usia 50 tahun. Awalnya, ia mengira darah dalam tinja adalah akibat wasir dan menunda pemeriksaan hingga akhirnya tumor ditemukan di rektumnya melalui kolonoskopi. Ia pun menjalani operasi pengangkatan tumor dan kini telah pulih.
“Saya mengabaikan gejala darah dalam tinja. Pesan saya, jangan ragu konsultasi dengan dokter atau diskusi dengan orang terpercaya jika mengalami gejala yang mencurigakan,” ujar Tan.
Lee, penyintas kanker kolorektal lainnya, juga membagikan pengalamannya setelah dinyatakan pulih sejak Mei 2023. Ia kini tergabung dalam kelompok pendukung SemiColon di Singapore Cancer Society dan aktif memberi dukungan bagi pasien lain. “Saya tahu rasanya saat didiagnosis kanker, dan ingin membantu orang lain menjalani prosesnya,” kata Lee.
Siap Untuk Tampil Lebih Percaya Diri? Kunjungi Website Kami dan Temukan Layanan Salon Terbaik!
Ahli Serukan Skrining Lebih Awal untuk Generasi Muda
dr Lionel Chen, Konsultan Bedah Kolorektal di Singapore General Hospital, mengatakan bahwa peningkatan kasus di kalangan usia muda menjadi sinyal penting untuk mempertimbangkan skrining lebih awal, khususnya bagi mereka yang memiliki faktor risiko genetik atau riwayat keluarga dengan kanker kolorektal.
Namun demikian, Chen menegaskan bahwa meski ada tren peningkatan, insiden kanker kolorektal tetap lebih tinggi pada kelompok usia di atas 50 tahun. Ia juga menyoroti efektivitas biaya dalam menurunkan batas usia skrining secara menyeluruh.
Gaya Hidup dan Makanan Jadi Pemicu Kanker Kolorektal
Para ahli menyebut bahwa perubahan pola makan di Asia, yang kini banyak mengadopsi gaya hidup Barat seperti konsumsi daging merah dan olahan secara berlebihan, menjadi faktor risiko utama. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik, diet rendah serat, obesitas, merokok, dan konsumsi alkohol berlebih juga memperparah risiko kanker kolorektal di usia muda.
Baca Juga: 9 Ramuan Herbal Ampuh untuk Detoks dan Perbaiki Fungsi Ginjal
Untuk mencegah kanker kolorektal, dr Chen menyarankan penerapan pola hidup sehat, yaitu:
- Konsumsi makanan tinggi serat: buah, sayur, dan biji-bijian utuh
- Batasi konsumsi daging merah dan olahan
- Rutin berolahraga
- Tidak merokok dan hindari alkohol
- Jaga berat badan ideal
Jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal, ia menyarankan untuk berdiskusi lebih lanjut dengan dokter mengenai kemungkinan skrining dini.






