Tragedi di Rumah Ibadah Polisi Bongkar Motif Penembakan Gereja Katolik Minneapolis
Pihak berwenang di Minneapolis mengungkap motif penembakan massal di Gereja Katolik Annunciation yang menewaskan dua anak dan melukai 18 orang, dilakukan oleh Robin Westman.
Dibaca Juga : Petani Toba Andalkan Bawang Merah, Sumber Ekonomi Baru Mulai Tumbuh
Kepala Polisi Minneapolis, Brian O’Hara, menyatakan bahwa tujuan utama pelaku adalah mencari ketenaran bagi dirinya sendiri.
Menurut O’Hara, Westman menunjukkan obsesi terhadap penembakan massal sebelumnya dan memiliki tulisan yang sangat meresahkan. Penjabat Jaksa Penuntut Umum Amerika Serikat untuk Distrik Minnesota, Joe Thompson, menyebut bahwa pelaku meninggalkan ratusan halaman tulisan yang mengungkap kebenciannya terhadap berbagai kelompok, termasuk orang kulit hitam, Meksiko, Kristen, dan Yahudi.
“Pelaku terobsesi dengan membunuh anak-anak dan menargetkan mereka yang paling rentan, baik di sekolah maupun di gereja,” ujar Thompson, dilansir dari Fox News, Jumat (29/8/2025).
Korban tewas adalah Fletcher Merkel (8) dan Harper Moyski (10), sementara 16 korban lainnya adalah anak-anak berusia 6-15 tahun.
O’Hara menambahkan bahwa Westman sebelumnya sempat menghadiri Misa di Gereja Katolik Annunciation dan ibunya pernah bekerja di paroki. Hingga kini, pihak berwenang belum menemukan pemicu langsung atau keluhan khusus terhadap gereja yang menjadi alasan penembakan tersebut.
Kasus ini memiliki kemiripan dengan pembantaian Sekolah Covenant di Nashville, Tennessee, pada Maret 2023, di mana pelaku juga terinspirasi oleh penembakan massal sebelumnya dan merencanakan aksinya secara matang.
Dibaca Juga : Beli Rumah Lelang Bank Lebih Murah? Ini Klarifikasi BRI Pematangsiantar
Polisi menekankan pentingnya fokus pada korban dan penegakan hukum, bukan pada rencana jahat pelaku, untuk mencegah munculnya inspirasi bagi pelaku lain.
Penembakan ini menambah daftar panjang kasus kekerasan bersenjata di Amerika Serikat yang terus menjadi sorotan publik. Banyak pihak kembali mendesak agar regulasi kepemilikan senjata diperketat demi mencegah tragedi serupa di masa depan.






