Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Tingginya Kasus HIV/AIDS di Siantar 138 Orang Terdiagnosis Sepanjang 2024

Tingginya Kasus HIV/AIDS di Siantar 138 Orang Terdiagnosis Sepanjang 2024

Kepala Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Pematangsiantar Dedi Purwanto mengajak masyarakat Kota Pematangsiantar untuk menghindari perilaku seks berisiko agar tidak mudah tertular HIV/AIDS.

Dibaca Juga : 69 CPNS Nakes Siantar Resmi Terima SK, Wali Kota Ingatkan Pentingnya Profesionalisme

“Penularan HIV, salah satunya melalui cairan sperma. Jika bisa menghindari perilaku seks di luar nikah tentunya tidak mudah tertular HIV karena selama ini banyak kasus akibat berperilaku seks menyimpang,” ujar Dedi kepada mistar.id Jumat (16/5/2025).

Selain itu, untuk mencegah penularan juga bisa dilakukan dengan pemakaian pelindung atau kondom.

Dedi mengatakan temuan kasus HIV sepanjang Januari hingga Desember 2024 di Kota Pematangsiantar mencapai 138 kasus.

“Berdasarkan jenis kelamin untuk perempuan mencapai 114 dan laki-laki 24,” jelasnya.

Dedi memperkirakan jumlah kasus HIV/AIDS masih bisa bertambah karena HIV ibarat fenomena gunung es, sehingga yang ditemukan saat ini baru bagian pucuk gunung. Belum bagian dalamnya.

Untuk itulah, kata dia, perlu komitmen bersama untuk memeranginya karena permasalahan penyakit HIV/AIDS menjadi tanggung jawab bersama.

“Upaya mencegahnya, yakni dengan memperbanyak penyuluhan, skrining untuk menemukan orang terinfeksi HIV/AIDS, kemudian ketika ditemukan diobati dan dipertahankan,” ucapnya.

Kemudian koordinasi dengan kantor Kementerian Agama untuk skrining bagi calon pengantin sebelum akad nikah harus mengantongi surat sehat dari Puskesmas bebas HIV, TB dan HB.

KPAD Pematangsiantar juga dibantu para relawan yang siap mendampingi dalam penyuluhan hingga skrining serta memberikan pendampingan terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang dalam masa pengobatan.

Dibaca Juga : Lapangan Bola di HGU PTPN I Reg 1 Ditutup Beton, Polemik Akses Warga Mencuat

“Sepanjang disiplin minum obat dan mengikuti anjuran tim medis, tentu daya tahan tubuhnya membaik. Bahkan, dalam jangka lima tahun bisa masuk kategori virus tidak terdeteksi,” tuturnya.

Komentar
Bagikan:

2 Komentar

  1. Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan