Terancam Hanyut, Warga Batang Kuis Desak Pemerintah Tangani Abrasi Sungai
Warga Dusun I dan Dusun II Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, kembali mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan nyata terkait abrasi sungai yang semakin mengancam keselamatan mereka.
Tuntutan ini disampaikan warga pada Jumat (5/12/2025), menyusul banjir besar yang memperburuk kondisi longsoran di sepanjang bantaran sungai.
Abrasi yang telah berlangsung hampir sepuluh tahun itu kini meluas setelah luapan air sungai pada banjir beberapa hari lalu menutupi badan jalan dan menggerus tanah lebih dari lima meter.
Sejumlah pohon tumbang, lahan pertanian warga hilang terbawa arus, serta beberapa rumah berada di zona yang dinilai sangat rawan longsor.
Baca Juga : PDAM Tirta Wampu Pulihkan Layanan, 11 Unit Air Bersih Kini Kembali Beroperasi
Yunita, perwakilan warga Dusun I dan Dusun II, mengatakan masyarakat hidup dalam kecemasan setiap kali debit air sungai meningkat.
“Abrasi ini sudah hampir 10 tahun. Kemarin pas banjir, air naik sampai ke jalan. Tanah habis digerus, pohon-pohon tumbang semua. Kami takut ada korban, apalagi anak-anak sering bermain di pinggir sungai,” ujarnya.
Ia menyebutkan meski desa mereka berada hanya sekitar tiga kilometer dari Bandara Internasional Kualanamu, kedekatan tersebut tidak menjamin perhatian pemerintah terhadap kondisi warga.
“Kami memohon kepada Bapak Bupati, Gubernur, dan Bapak Presiden. Tolong lihat desa kami. Longsor ini sudah bertahun-tahun terjadi. Sampai sekarang belum ada tindakan, bahkan pejabat pun belum pernah turun melihat langsung,” ucapnya.
Abrasi yang semakin meluas juga menyebabkan akses warga terganggu. Jalan utama yang sebelumnya dapat dilalui kendaraan roda empat kini hanya bisa dilewati sepeda motor.
Kondisi ini memperburuk aktivitas masyarakat, termasuk akses menuju sekolah, fasilitas kesehatan, dan pusat ekonomi.
“Kalau air naik, kami tidak bisa tidur. Tanah di belakang rumah terus habis dimakan arus. Kami sangat berharap pemerintah segera membangun bronjong sebelum abrasi ini memakan rumah kami,” kata Yunita.






