Sidang Ricuh Parah, Razman Nasution Ngamuk ke Hotman Paris, Apa Penyebabnya?
Sidang kasus pencemaran nama baik yang melibatkan dua pengacara terkenal, Hotman Paris dan Razman Arif Nasution, berlangsung ricuh di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada Kamis (6/2/2025).
Sidang ini merupakan lanjutan dari laporan pencemaran nama baik yang diajukan Hotman Paris terhadap Razman Arif Nasution, pada 10 Mei 2022 lalu. Namun, sidang dengan nomor perkara LP/B/0212/V/2022/SPKT/Bareskrim Polri itu berlangsung ricuh parah dan penuh ketegangan.
Baca juga : SNBP Tidak Berpihak? Ratusan Siswa Cari Jalan Lain Menuju Kampus Impian
Razman Arif Nasution sempat mengamuk dan mendatangi Hotman Paris. Bukan hanya itu, tim hukum Razman juga berteriak di persidangan, dan bahkan ada yang naik ke meja.
Apa Penyebab Sidang Hotman Paris dan Razman Ricuh?
Ketegangan dalam sidang mulai muncul ketika Razman, yang berstatus sebagai terdakwa, secara tiba-tiba tersulut emosi.
Ketegangan ini dipicu oleh keputusan majelis hakim yang menyatakan bahwa persidangan akan dilaksanakan secara tertutup.
“Berdasarkan Pasal 153 ayat 36, dan setelah mempertimbangkan bahwa perkara ini berkaitan dengan kesusilaan, majelis hakim memutuskan untuk menggelar sidang ini secara tertutup,” ujar Hakim Ketua. Razman menolak keputusan tersebut dan menganggapnya sebagai tindakan yang tidak adil.
Ia berargumen bahwa percakapan antara Iklima dan Hotman Paris, yang menjadi salah satu bukti dalam kasus ini, sudah banyak diketahui publik. Razman juga menyoroti bahwa Hotman sering membahas kasus ini di media sosialnya.
“Saya minta agar sidang dibuka untuk umum dan media bisa meliputnya secara langsung,” tegas Razman.
Bagaimana Reaksi Majelis Hakim?
Meskipun Razman telah meminta agar sidang dibuka untuk umum, majelis hakim tetap pada keputusan untuk melanjutkan sidang secara tertutup dan menolak permohonan tersebut.
Dalam keadaan yang semakin tegang, majelis hakim memutuskan untuk menskors sidang demi meredakan situasi.
Sebagai penutup berita, Anda bisa merangkum inti dari kejadian dan memberikan perspektif yang lebih luas. Berikut contoh penutupnya:
“Sidang yang berlangsung panas antara Razman Nasution dan Hotman Paris kembali menunjukkan betapa sengitnya perseteruan hukum yang melibatkan kedua pihak.
Insiden ricuh ini memicu perhatian publik, menyoroti dinamika persaingan di dunia advokat. Kini, semua mata tertuju pada langkah selanjutnya dalam kasus ini—akankah ketegangan mereda, atau justru semakin memanas






