Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Relevansi Kurikulum dan Kelembagaan Demi Transformasi Pesantren

Relevansi Kurikulum dan Kelembagaan Demi Transformasi Pesantren

Transformasi pesantren sebagai lembaga pendidikan berbasis keagamaan kini menjadi fokus penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan berakhlak. Salah satu aspek krusial dalam proses ini adalah relevansi kurikulum dan penguatan kelembagaan pesantren. Dengan perkembangan zaman dan tantangan global, pesantren dituntut tidak hanya melahirkan lulusan yang paham agama, tetapi juga memiliki kompetensi di bidang umum, teknologi, dan kewirausahaan.

Baca juga : Jelang HUT Bhayangkara, Warga di Binjai Terima Bantuan Bedah Rumah

Upaya revitalisasi kurikulum pesantren mencakup integrasi antara ilmu keagamaan dan ilmu pengetahuan modern, tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisi. Selain itu, aspek kelembagaan juga perlu diperkuat agar pesantren memiliki tata kelola yang profesional, sistem pendidikan yang terstruktur, serta akses terhadap sumber daya dan pendanaan yang memadai.

Kementerian Agama RI bersama sejumlah organisasi keagamaan dan akademisi terus mendorong modernisasi pesantren agar tetap relevan dan adaptif di tengah perubahan. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar dalam menciptakan lembaga pendidikan Islam yang mandiri, inklusif, dan mampu mencetak generasi yang unggul di berbagai bidang kehidupan. Pesantren kini bergerak dari sekadar lembaga tradisional menuju pusat pembelajaran yang progresif.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendorong transformasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan pesantren di Indonesia. Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar, menegaskan pentingnya evaluasi terhadap kurikulum, metode pembelajaran, hingga tata kelola kelembagaan pesantren agar lebih relevan dengan perkembangan zaman.

“Transformasi pesantren harus menyeluruh. Mulai dari kurikulum, metodologi pembelajaran, dan tata kelola kelembagaan. Perubahan besar dalam 5-10 tahun terakhir menuntut kita untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem pendidikan pesantren,” ujar Muhaimin kepada wartawan di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Muhaimin, yang akrab disapa Gus Muhaimin, menekankan pentingnya keterbukaan pesantren terhadap kemajuan global, termasuk penerapan pendekatan STEAM (science, technology, engineering, art, and mathematics).

Menurutnya, revisi terhadap kebijakan pemerintah, termasuk Undang-Undang Pesantren dan sistem pendidikan nasional, menjadi langkah penting dalam proses transformasi tersebut.

“Di sinilah pentingnya evaluasi kebijakan pemerintah terhadap pesantren, termasuk Undang-Undang Pesantren dan sistem pendidikan nasional

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan