Ratusan Warga Sudah Pulang, Namun Ancaman Semeru 2025 Masih Mengintai
Situasi di sekitar Gunung Semeru berangsur pulih setelah erupsi yang terjadi pada Kamis (20/11/2025). Sebagian besar warga yang sebelumnya mengungsi kini mulai kembali ke rumah masing-masing. Meski demikian, upaya penanganan darurat masih terus dilakukan mengingat sejumlah wilayah masih dipenuhi material debu dan lumpur vulkanik.
Dibaca Juga : Anggaran Kominfo Siantar 2026 Turun, Komisi III DPRD Minta Kinerja Tetap Maksimal
Di sisi lain, kabar baik datang dari sektor pariwisata. Sebanyak 187 pendaki yang sebelumnya terjebak di jalur Ranu Kumbolo berhasil dievakuasi dengan selamat setelah kawasan tersebut dinyatakan aman dari potensi awan panas.
Pengungsi Mulai Pulang, Tapi Posko Masih Beroperasi
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, yang dikutip dari laman resminya, hingga Kamis (20/11/2025) pukul 19.30 WIB, terdapat 1.116 jiwa yang sempat mengungsi dan tersebar di sembilan lokasi. Meskipun banyak yang memilih kembali, sejumlah warga masih bertahan di posko demi memastikan kondisi telah benar-benar aman.
Lokasi pengungsian mencakup antara lain:
– Rumah Kepala Desa Sumbermujur
– Kantor Kecamatan Candipuro
– Pom Mini Desa Supit Urang
– Kecamatan Pronojoyo
– SDN Supit Urang 04
– SDN Sumber Urip 02
– Balai Desa Oro-oro Ombo
– Masjid Nurul Jadid Desa Supit Urang
– Bumdes Desa Sumber Urip
– Masjid Oro-oro Ombo
Pemerintah daerah bersama BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Lumajang, dan dukungan BNPB masih menyediakan pelayanan dasar. Dapur umum, distribusi logistik, selimut, terpal, hingga APD terus disalurkan agar kebutuhan para pengungsi tetap terpenuhi.
Fokus Penanganan Darurat: Pembersihan dan Logistik
Aktivitas Gunung Semeru yang meningkat sejak sebelum erupsi mendapat perhatian langsung dari Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto. Menindaklanjuti arahan tersebut, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati turun meninjau lokasi terdampak pada Kamis (20/11/2025).
Menurut Raditya, terdapat dua fokus utama penanganan darurat saat ini:
1. Pembersihan Material Debu dan Lumpur
Material vulkanik yang menutup permukiman dan fasilitas publik menjadi hambatan mobilitas warga. Pembersihan intensif dilakukan untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan sekaligus mempercepat pemulihan aktivitas masyarakat.
2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Penyintas
BNPB menegaskan komitmennya terus mendampingi pemerintah daerah selama fase darurat, terutama terkait logistik, sanitasi, serta fasilitas kesehatan bagi pengungsi.
Sejalan dengan upaya tersebut, akses utama Lumajang–Malang melalui Gladak Perak telah dibuka kembali setelah proses pembersihan debu selesai. Pembukaan jalur ini penting untuk mengurai kemacetan panjang akibat penutupan sementara yang terjadi beberapa jam sebelumnya.
Ranu Kumbolo Kembali Aman, Pendaki Selamat
Salah satu sorotan publik dalam erupsi kali ini adalah terdampaknya jalur wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), khususnya kawasan Ranu Kumbolo. Informasi terbaru menyebutkan seluruh pendaki yang sempat terjebak telah berhasil turun dan dalam kondisi selamat.
Dibaca Juga : Kasus Pengeroyokan, Warek Universitas Darma Agung Medan Dijatuhi Hukuman 6 Bulan
Evakuasi cepat ini menjadi bukti bahwa koordinasi antara petugas TNBTS, relawan SAR, dan aparat keamanan berjalan efektif, terutama berkat sistem peringatan dini yang diaktifkan sejak naiknya status aktivitas Semeru.
Menghadapi Fase Pemulihan
Meski kondisi berangsur stabil, BNPB menekankan bahwa fase pemulihan masih panjang. Selain pembersihan dan pemenuhan kebutuhan dasar, pemerintah juga akan melakukan:
– Penilaian kerusakan infrastruktur
– Perbaikan akses dan fasilitas umum
– Pendampingan psikososial, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan.






