Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Ramai-Ramai Jamaah Musala Dinas Perikanan Deli Serdang Tolak Area Ibadah Dijadikan Tempat Berdagang

Ramai-Ramai Jamaah Musala Dinas Perikanan Deli Serdang Tolak Area Ibadah Dijadikan Tempat Berdagang

Sejumlah pedagang makanan yang sebelumnya berjualan di sekitar Patung Penari Serampang XII, depan Kantor Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Deli Serdang, kini dipindahkan ke area musala Dinas Perikanan di kompleks Kantor Bupati.

Pemindahan tersebut mulai berlaku sejak Senin (3/11/2025). Namun, kebijakan ini menimbulkan keluhan dari jamaah yang biasa beribadah di musala tersebut.

Pasalnya, aktivitas jual beli di sekitar musala membuat suasana ibadah menjadi kurang khusyuk.

“Suara bising dari pembeli makanan yang tidak salat sering terdengar saat jam salat. Akibatnya, jamaah salat lima waktu di musala ini berkurang setiap harinya,” ungkap Wahyudi, salah satu pengunjung di lokasi, Senin (10/11/2025).

Selain kebisingan, kondisi kamar mandi dan tempat wudu musala juga disebut menjadi kotor karena digunakan oleh pedagang maupun pembeli.

Baca Juga : Dugaan Pungli di YP Hajjah Kasih Beringin, Guru Sertifikasi Diminta Setor Rp300 Ribu Tiap Bulan

Pantauan wartawan di lapangan, area yang sebelumnya hanya ditempati satu pedagang kini dipenuhi sejumlah pedagang makanan lainnya.

Aktivitas jual beli tampak ramai di halaman musala yang seharusnya menjadi tempat suci bagi jamaah.

Zulfan, salah satu warga yang rutin beribadah di musala tersebut, turut menyayangkan sikap sebagian pedagang yang dinilai tidak menjaga kesucian tempat ibadah.

“Sayangnya, saat waktu salat tiba, banyak pembeli maupun pedagang yang tetap berjualan dan tidak salat, padahal mereka berjualan di halaman musala,” ujarnya.

Di sisi lain, sejumlah pedagang mengaku terpaksa menaikkan harga jual makanan akibat adanya rencana penerapan pajak dari pemerintah daerah.

“Kabarnya, jualan kami nanti akan dikenai pajak oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Jadi, harga makanan terpaksa kami naikkan seribu rupiah,” ungkap salah seorang pedagang yang enggan disebut namanya karena khawatir mendapat tekanan.

Komentar
Bagikan:

1 Komentar

  1. The noise from food shoppers who aren’t praying is often heard during prayer times. As a result, the number of worshippers attending the five daily prayers at this prayer room is decreasing every day,” said Wahyudi, a visitor to the location, Monday (November 10, 2025).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan