Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Pungli Warnai Proyek Pembangunan Jalan Lintas Sumatera di Desa Gajah

Pungli Warnai Proyek Pembangunan Jalan Lintas Sumatera di Desa Gajah

Pungli warnai Proyek pengecoran Jalan Lintas Sumatera yang terletak di Desa Gajah, yang berbatasan antara Kabupaten Asahan dan Batu Bara, tengah menuai sorotan publik.

Dugaan praktik pungutan liar (pungli) di lokasi proyek tersebut telah membuat sejumlah pengguna jalan kecewa. Mereka melaporkan adanya sejumlah pria yang meminta uang dari pengendara yang melintasi area proyek.

Salah satu pengendara yang mengaku menjadi korban pungli, Abdi, menyampaikan kekesalannya. “Masak di proyek nasional seperti ini ada yang meminta uang di jalan? Kok dibiarkan? Apakah ada keterlibatan pihak proyek dalam pungutan itu?” keluhnya, Rabu (4/12/2024).

Ia juga mengungkapkan bahwa pungutan tersebut menyebabkan antrean kendaraan yang semakin panjang. “Pengendara dibiarkan menunggu lama sebelum akhirnya diberi jalan, hanya supaya mereka bisa leluasa meminta uang,” tambah Abdi.

Baca Juga: Lapas Kelas II Adakan Rapat Untuk Persiapan Dialog bersama RI I

Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa selain mengganggu lalu lintas, pengerjaan proyek ini juga berdampak pada pelaku UMKM di sekitar jalan.

Proses pengecoran yang dianggap lambat dinilai tidak memperhatikan keberlanjutan usaha warga setempat yang bergantung pada akses jalan.

“Proyek ini seharusnya mengutamakan penyelesaian di area yang padat aktivitas UMKM, agar warga yang bergantung pada usaha di pinggir jalan tidak terlalu dirugikan,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Kepala Pelaksana PT Rapi, selaku rekanan proyek dari Dinas PUPR Provinsi Sumatera Utara, belum memberikan tanggapan terkait dugaan pungli dan keluhan warga. Ketika dikonfirmasi melalui nomor seluler 0823 7530 XXXX, pihak terkait belum memberikan penjelasan.

Proyek pengecoran Jalan Lintas Sumatera ini menjadi perhatian serius, mengingat jalan tersebut merupakan jalur strategis yang menghubungkan berbagai wilayah di Sumatera Utara.

Praktik pungli yang terjadi, ditambah dengan lambatnya pengerjaan, dapat berdampak negatif pada pengguna jalan dan perekonomian lokal.

Laporan ini masih menunggu klarifikasi dari pihak terkait untuk memastikan langkah penyelesaian atas permasalahan yang ada.

(DWI/AS)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan