Proyek Jalan Rp16 Miliar di Kecamatan Pematang Sidamanik Ambrol, Diduga Gagal Konstruksi
Jalan lingkar penghubung Kelurahan Sipolha dan Nagori Tambunrea Kecamatan Pematang Sidamanik yang diresmikan era Bupati Radiapoh Hasiholan Sinaga amblas tak dapat dilalui kendaraan roda empat. Amblasnya jalan penghubung yang berlokasi di Dusun IV Nagori Tambunrea Kecamatan Pamatang Sidamanik itu pun terjadi pada Kamis (13/3/2025) sekira pukul 14.00 WIB.
“Kalau gak salah jalan itu dibangun untuk percepatan pembangunan di Kawasan Super Prioritas Nasional (KSPN) Danau Toba. Rp16 Miliar itu anggarannya,” ujar warga sekitar yang bermarga Manik, Jumat (14/3/2025). Warga menduga pengerjaan jalan tersebut dilakukan asal-asalan dan kurangnya pengawasan. Maka dari itu, warga meminta agar pemerintah melakukan perbaikan secepat mungkin lantaran jalan tersebut akses masyarakat mengangkut hasil tani.
Dikatakan Manik, sebelum jalan tersebut benar-benar amblas. Beberapa waktu lalu juga aspal mengalami retakan hingga kini amblas dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat. “Kami warga sekitar meminta dilakukan perbaikan. Kalau pun pengerjaan asal-asalan biar lah pihak yang berwajib menanganinya,” ujarnya. Sebelumnya, warga memprediksi jalan tidak akan bertahan lama. Hal itu terbukti dalam dua tahun ini jalan tersebut sudah amblas dan sejumlah tembok penahan tanah juga sudah tergerus longsor.
Kejadian ini juga menuai kritik dari berbagai kalangan, termasuk anggota dewan setempat. Mereka menilai proyek infrastruktur semestinya diawasi dengan ketat untuk memastikan kualitas dan manfaatnya bagi masyarakat. “Proyek senilai Rp16 miliar seharusnya bisa memberikan hasil yang maksimal. Ini adalah uang rakyat, dan kami tidak ingin ada pemborosan atau penyelewengan,” ujar salah seorang anggota dewan.
Dibaca Juga : Antisipasi Macet Parah, Bus Pariwisata Dilarang Masuk Parapat Saat Libur Lebaran 2025
Warga Pematang Sidamanik berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki jalan tersebut dan memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Mereka juga meminta transparansi dalam proses investigasi agar publik mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas kegagalan proyek ini. Sementara itu, kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dalam pelaksanaan proyek infrastruktur ke depan. Kualitas dan pengawasan harus menjadi prioritas agar dana yang dikeluarkan tidak sia-sia dan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.






