Pria Tewas Tergantung di Pohon Kapuk Merupakan Warga Helvetia
Medan – Warga di Jalan Kapuk, Kecamatan Medan Helvetia, dikejutkan dengan penemuan seorang pria tewas tergantung di pohon kapuk pada Senin (17/2) pagi. Korban yang belakangan diketahui bernama Andi (35), merupakan warga Kelurahan Helvetia Timur.
Menurut saksi mata, tubuh korban pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang sedang melintas di lokasi sekitar pukul 06.30 WIB. “Saya mau pergi ke pasar, tiba-tiba lihat ada orang tergantung di pohon. Langsung saya lapor ke warga lain dan ke pihak berwajib,” ujar saksi tersebut.
Petugas kepolisian dari Polsek Medan Helvetia yang menerima laporan segera datang ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Polisi menduga kejadian ini merupakan tindakan bunuh diri, namun penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan.
Sementara itu, keluarga korban yang datang ke lokasi tampak terpukul dengan kejadian tersebut. Jenazah korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan visum guna memastikan penyebab kematian. Polisi mengimbau masyarakat agar segera melaporkan jika menemukan hal mencurigakan terkait insiden ini.
Baca juga : Keluarga Marga Maha Mabidang Gelar Silaturahmi di Namu Sirasira
Pria yang tewas tergantung di pohon kapuk Jalan Jermal 1 Kecamatan Medan Denai diketahui bernama Budianto Simarmata (51) warga Jalan Teratai III, Perumnas Helvetia.
Almarhum diketahui merupakan seorang guru sekolah swasta di kawasan Helvetia. Ayah dari tiga anak itu tewas terkena mesin Sino miliknya saat hendak memotong pohon kapuk di lokasi.
Menurut istrinya, Netty Dameria Nadapdap, suaminya itu diketahui hendak memotong pohon di tanah milik orang tuanya. Pasalnya, pohon tersebut telah mengganggu rumah warga yang berada di sebelah tanah orang tuanya itu.
“Karena sebelah itu bilang, pohon itu kalian tebang. Nanti kalau rusak tembok ku kalian ganti,” ucap Netty di depan kamar jenazah rumah sakit Bhayangkara.
Saat di lokasi, kata Netty, dia menunggu suaminya di bawah. Saat suaminya melakukan pemotongan, sinso yang digunakannya terjatuh dan mengenai kakinya.
Melihat itu, Netty pun histeris meminta tolong kepada warga. Sementara suaminya tergantung diatas pohon hingga akhirnya dievakuasi warga dibantu petugas.
“Sempat dibilangnya, Mak kaki ku kena senso,” katanya menirukan ucapan suaminya.
Setelah terkena senso itu, diduga Budianto kehilangan banyak darah yang membuatnya tewas. Hingga saat ini, jasad Budianto Simarmata masih berada di kamar jenazah rumah sakit bhayangkara.
“Kami tidak otopsi, mau langsung kami bawa ke rumah. Karena kecelakaan kerjanya ini,” ucap Netty.






