Praktisi Hukum Kritik Pertamina di Tengah Kelangkaan BBM: ‘Ada Unsur Pembohongan’
Pasca bencana longsor dan banjir yang melanda Sumatera Utara, ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di Kota Medan dilaporkan langka.
Ribuan pengendara sepeda motor dan mobil terlihat mengantre panjang di sejumlah SPBU hingga Senin (1/12/2025) malam.
Fenomena kelangkaan BBM ini berbeda dengan pernyataan Pertamina beberapa waktu lalu.
Sales Area Manager Retail Medan, Tito Rivanto, pada Sabtu (29/11/2025), menyebut stok di fuel terminal masih mencukupi untuk 10–11 hari, sehingga masyarakat diminta tidak panik.
Tito juga menyatakan bahwa suplai ke SPBU diperkirakan kembali aman dalam 2–3 hari ke depan, seiring upaya maksimalisasi pengiriman.
“Kami dari Pertamina berkomitmen penuh melakukan distribusi secara maksimal. Saat ini terkendala banyak akses jalan yang banjir. Kami berharap masyarakat tidak panik dan membeli secukupnya saja sesuai kebutuhan. Memang untuk SPBU masih menjadi PR bersama, tapi kami memaksimalkan pengiriman terlebih dahulu,” ujarnya.
Baca Juga : Kemacetan Akibat Antrean BBM, Satlantas Polresta Deli Serdang Langsung Siaga
Namun kenyataannya, masyarakat masih kesulitan mendapatkan BBM. Beberapa SPBU di Kota Medan bahkan membatasi pembelian bagi konsumen.
“Dibatasi, tangki minyak saya sudah kosong. Saya mau isi penuh tidak diperbolehkan. Hanya diberi maksimal Rp30 ribu,” kata seorang pengendara pada Sabtu, Senin (1/12/2025).
Antrean panjang yang menjalar seperti ular tangga juga menghiasi setiap SPBU.
Setiap antrean kerap menimbulkan kemacetan, sehingga petugas kepolisian terpaksa turun tangan untuk mengatur lalu lintas.
“Tiga jam saya mengantre untuk mendapatkan BBM. Mau tidak mau harus menunggu demi kebutuhan bekerja,” ujar pria yang tinggal di kawasan Helvetia itu. Ia berharap Pertamina segera menuntaskan permasalahan ini agar stok BBM di SPBU kembali normal dan antrean panjang tidak terjadi lagi.
“Jangan lagi seperti ini. Kemarin katanya stok aman, nyatanya berbeda. Ini bisa disebut pembohongan,” tambahnya.
Praktisi hukum Muslim Muis menilai pernyataan Pertamina sebelumnya sebagai pembohongan publik.
Ia meminta Pertamina meninjau kondisi di lapangan sebelum memberikan informasi resmi dan segera mencari solusi atas kelangkaan BBM.
“Pertamina jangan asal bicara. Lihat dulu kondisi lapangan, baru keluarkan pernyataan. Jika tidak, ini bisa dikategorikan pembohongan publik. Mohon segera diselesaikan karena BBM sangat vital bagi aktivitas masyarakat,” tegasnya.






