Petani Simalungun Kesulitan Bertani Irigasi Rusak Tak Kunjung Diperbaiki
Irigasi rusak, yang tak kunjung diperbaiki selama 8 (delapan) tahun di Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun, memaksa petani setempat untuk beralih. Para petani yang biasanya menanam padi di lahannya, terpaksa beralih ke tanaman palawija seperti ubi, jahe, dan jagung. Parahnya, meski kerusakan irigasi telah dilaporkan, tapi tidak kunjung ada perbaikan.
Dibaca Juga : Mobil Honda Jazz Terbalik dan Ringsek Pasca Tabrak Pohon di Jalinsum Siantar
Seperti disampaikan oleh Pangulu Nagori Gunung Mariah, Juara Manurung, yang menyebut sekitar 50 hektare sawah terdampak akibat rusaknya sistem irigasi yang hulunya berada di Nagori Dolok. “Sudah berulang kali kami laporkan, proposal juga sudah kami serahkan, bahkan bersama camat dan pangulu lainnya. Namun, hingga saat ini belum ada tindakan dari pemerintah,” ujar Juara saat dihubungi, pada Rabu (5/2/25).
Menurutnya, sejak irigasi rusak, mayoritas petani berhenti menanam padi karena tidak adanya pasokan air yang cukup.”Kami berharap pemerintah pusat dan daerah segera menanggapi keluhan ini. Petani di sini sudah terlalu lama menunggu,” tambahnya.
Sebelumnya, seorang ibu rumah tangga, Boru Samosir mengungkapkan bahwa selama delapan tahun terakhir setelah irigasi rusak, keluarganya terpaksa membeli beras karena tidak lagi bisa menanam padi sendiri. “Kalau dulu menanam padi, kami tidak perlu beli beras. Sekarang dalam sebulan harus keluar Rp1,2 juta hanya untuk beli beras, sementara harga kebutuhan pokok juga makin mahal,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Simalungun, Novandi Pakpahan mengungkapkan, anggaran untuk jalan dan irigasi yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) mengalami pemangkasan setelah adanya Inpres Nomor 1 Tahun 2025.
“Anggaran Pemkab Simalungun yang dirasionalisasi terdiri dari DAK Fisik Jalan Rp85,81 miliar, DAK Fisik Irigasi Rp15,68 miliar, dan DAU Dukungan Bidang PU Rp31,76 miliar. Untuk perbaikan jalan 90 persen dipangkas,” ujarnya, pada Selasa (4/2/25) kemarin.
Dibaca Juga : Presiden Belum Beri Kepastian, Pelantikan Gubernur Aceh Masih Digantung
Masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan dan memperbaiki saluran irigasi agar aktivitas pertanian bisa kembali normal. Jika dibiarkan berlarut-larut, bukan hanya petani yang dirugikan, tetapi juga ketahanan pangan di daerah tersebut dapat terganggu.






