Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Peserta Jumbara PMR Sumut Keluhkan Minimnya Fasilitas MCK dan Cuaca Buruk

Peserta Jumbara PMR Sumut Keluhkan Minimnya Fasilitas MCK dan Cuaca Buruk

Langkat – Kegiatan Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) Palang Merah Remaja (PMR) tingkat Sumatera Utara yang digelar di Kabupaten Langkat menuai keluhan dari sejumlah peserta. Mereka mengaku kesulitan akibat minimnya fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) yang tersedia di lokasi perkemahan.

Tak hanya itu, cuaca buruk yang disertai hujan hampir setiap hari membuat area perkemahan becek dan tak nyaman untuk beraktivitas. Para pembina berharap panitia segera memperbaiki fasilitas dasar demi menjaga kesehatan dan kenyamanan seluruh peserta selama kegiatan berlangsung.

Ajang Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) ke-5 Palang Merah Remaja (PMR) Sumatera Utara (Sumut) yang digelar di Lapangan Kwarcab Pramuka, Kelurahan Kwala Bingai, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, memasuki hari ketiga, Jumat (20/6/2025). Kegiatan ini sebelumnya dibuka oleh Wakil Ketua Umum PMI Pusat, Komjen Pol (Purn) Nanan Soekarna, Rabu (18/6/2025).

Sebanyak 1.117 peserta dari 21 kabupaten/kota di Sumatera Utara dan satu kontingen dari Kabupaten Aceh Tamiang ambil bagian dalam perhelatan ini. Berbagai kegiatan edukatif, sosial, dan perlombaan menjadi bagian dari agenda Jumbara, yang bertujuan meningkatkan keterampilan, kepedulian sosial, dan semangat kemanusiaan anggota PMR.

Baca juga : Begini Tanggapan Dinkes Sumut Terkait Penundaan Layanan KRIS

Namun demikian, sejumlah peserta mengeluhkan minimnya fasilitas Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK) di lokasi perkemahan.

Camp kontingen PMR asal Pematang Siantar dalam kegiatan Jumbara PMR V di lapangan Kwarcab Pramuka Langkat. 

Rangkaian acaranya seru dan edukatif, tapi kami kesulitan akses ke kamar mandi. Hanya tersedia empat kamar mandi umum dan satu kamar mandi musholla untuk lebih dari seribu peserta,” ujar Fitri, kontingen PMR asal Kota Pematangsiantar.

Akibat keterbatasan fasilitas, banyak peserta terpaksa menggunakan kamar mandi milik warga sekitar dengan membayar Rp2.000 per orang per sekali pakai. “Dari Siantar saja kami ada 64 orang. Jadi ya terpaksa kami pakai kamar mandi warga karena antrean panjang kalau pakai yang disediakan panitia,” kata Fitri.

Selain masalah MCK, cuaca buruk juga menjadi tantangan. Hujan yang kerap turun sejak Selasa (17/6/2025) membuat area perkemahan becek dan berlumpur, sehingga beberapa agenda kegiatan harus ditunda atau diundur menunggu cuaca membaik.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan