Pemindahan Pendeta ke Siantar Jemaat Menteng Indah Medan Bereaksi Keras
Jemaat gereja Menteng Indah Medan menggelar aksi penolakan perpindahan pendeta mereka ke Kantor Pusat GKPI Pematangsiantar, Jalan MH Sitorus, Kamis (30/1/25). Belasan massa mengaku masih membutuhkan pelayanan dari Pdt Megauli Aritonang.
Dibaca Juga : Polres Labusel Tingkatkan Patroli, Waspadai 3C dan Geng Motor di Objek Vital
“Kami ingin membenahi GKPI Menteng Indah Medan bersama inang (ibu) pendeta. Jangan pindahkan inang pendeta kami sebelum periode masa bakti penugasan beliau berakhir,” orasi massa sembari membawa berbagai spanduk.
Penolakan mutasi itu, jemaat menduga ihwal keuangan gereja yang masih dalam persoalan. Jemaat meminta Pimpinan Pusat GKPI atau Bishop menunda perpindahan Pdt Megauli Aritonang hingga akar permasalahan selesai. “Ceritanya ini persoalan keuangan dari bendahara gereja. Inang pendeta ini masih tiga bulan bertugas di gereja kami menteng. Beliau sangat tegas soal keuangan yang masuk dan keluar,” sebut jemaat lainnya.
“Ada puluhan juta rupiah yang ditarik atau ke luar dari gereja tanpa sepengatahuan Pdt Megauli (setelah terkonfirmasi) dari audit PHBK GKPI tanpa ada kegiatan. Anehnya malah pusat mengeluarkan SK perpindahan inang pendeta kami,” katanya menambahkan.
Dalam orasinya, jemaat GKPI Menteng Indah Medan mendesak Bishop Pdt A Hutauruk segera menyelesaikan persoalan kebocoran keuangan gereja dan meneken SK penundaan perpindahan Pdt Megauli Aritonang. “Jika tidak, kami akan menggelar aksi unjuk rasa kembali dengan massa yang lebih banyak lagi bersama ratusan KK GKPI Menteng Indah Medan,” kata jemaat mengakhiri. Sementara itu, Bishop GKPI Pdt A Hutauruk diketahui masih menjamu tamu di ruang kerjanya. “Ada tamu beliau di ruangan atas. Sabar buat kita semua ya,” kata seorang pendeta kepada wartawan.
Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, jemaat GKPI Menteng Indah tetap berharap agar keputusan tersebut dapat ditinjau kembali. Mereka berencana mengajukan permohonan resmi kepada sinode agar mempertahankan pendeta mereka di Medan. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi antara jemaat dan pihak gereja dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan bersama. Apakah sinode akan mempertimbangkan permintaan jemaat? Semua pihak kini menantikan perkembangan lebih lanjut.