Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Pedagang Buku Bekas Butuh Perhatian Pemko Medan

Pedagang Buku Bekas Butuh Perhatian Pemko Medan

Pedagang buku bekas di lahan PT KAI, Jalan Profesor HM Yamin Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat, tepatnya di pinggiran dan di bawah fly over rel kereta api bandara mendesak perhatian Pemerintah Kota (Pemko) Medan terkait lokasi strategi tempat mereka berjualan.

Pedagang buku bekas di Kota Medan menghadapi tantangan besar dalam menjalankan usaha mereka. Minimnya fasilitas yang layak serta berkurangnya minat masyarakat terhadap buku cetak membuat para pedagang semakin sulit bertahan. Banyak dari mereka berjualan di trotoar atau tempat seadanya tanpa perlindungan dari panas dan hujan.

Beberapa pedagang mengaku bahwa perhatian dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan masih kurang, terutama dalam penyediaan lokasi yang lebih representatif untuk berdagang. Mereka berharap adanya tempat khusus yang nyaman bagi penjual maupun pembeli agar bisnis buku bekas tetap bertahan di tengah gempuran era digital.

Baca juga : Sejumlah Minuman yang Dapat Turunkan Kadar Gula Darah Tinggi, Yuk Dicoba!

Kalau ada lokasi yang lebih baik, kami bisa lebih mudah menarik pembeli. Sekarang ini, tempat yang ada kurang memadai, sering kali kami diusir dari trotoar,” ujar seorang pedagang di kawasan Lapangan Merdeka.

Selain itu, para pedagang juga menginginkan adanya program atau inisiatif yang mendukung literasi masyarakat, seperti bazar buku murah atau kerja sama dengan sekolah dan perguruan tinggi. Dengan perhatian dan dukungan dari Pemko Medan, usaha jual beli buku bekas bisa terus hidup dan tetap menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan serta budaya membaca.

Kami butuh wadah baru yang strategis, bukan berarti lokasi saat ini tak layak, kami berterima kasih atas fasilitas kios dari Pemko Medan, tapi lokasi saat ini membuat pendapatan kami semakin miris untuk memiliki penghasilan,” terang salah seorang pedagang, Donald (52), Jumat (31/1/25).

Para pedagang mengaku akan terus berupaya menyampaikan aspirasi dari keresahan para pedagang kepada beberapa perwakilan anggota DPRD Medan agar segera ditindaklanjuti.

Bukan mau mengemis, tapi kami butuh sentuhan dari para anggota dewan untuk peduli dengan kami, mohon beri kami wadah baru, tolong di gedor dinas terkait untuk bisa wadahi kami,” katanya.

Pedagang yang sudah berjualan buku bekas selama 27 tahun itu juga menuturkan, tak ada perbedaan peningkatan pendapatan atas dibukanya kembali Jalan HM Yamin usai peresmian Underpass di lokasi tersebut.

Masyarakat lain bisa melihat para pedagang setiap harinya duduk di pinggir rel kereta api sambil berteduh di bawah payung untuk menarik perhatian pembeli,” ucapnya.

Hal serupa dikatakan pedagang lainnya, Nina (42).

Tolong lah kami, sehari bisa laku 1 buku kami sudah bersyukur, tapi mau sampai kapan kondisi kami seperti ini terus,” ujarnya. Ibu 3 anak itu berharap pemerintah bisa turun secara langsung melihat kondisi para pedagang buku bekas.

Coba para pemimpin yang terhormat datang ke kemari, agar bisa melihat kondisi kami, karena kami membutuhkan bantuan untuk lokasi strategi, kami sangat butuh perhatian,” harapnya.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan