Lewat GEMAR, Disdikbud Medan Ajak Ayah Terlibat Ambil Rapor Anak
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Medan mendorong keterlibatan ayah dalam pendidikan anak melalui penerbitan Surat Edaran Gerakan Ayah Mengambil Rapor ke Sekolah (GEMAR).
Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 400.3.13.1/12507 tertanggal 16 Desember 2025, yang ditujukan kepada pengawas TK, SD, dan SMP, pemilik PAUD dan PKBM, serta kepala UPT dan kepala sekolah negeri maupun swasta se-Kota Medan.
Melalui surat edaran tersebut, seluruh satuan pendidikan diminta menghimbau para ayah siswa agar hadir langsung ke sekolah saat pengambilan rapor akhir semester. Peran ayah dalam proses pendidikan dan pengasuhan anak dinilai masih perlu diperkuat.
Peningkatan peran ayah dalam keluarga juga dilakukan melalui program Sekolah Bersama Ayah (Sebaya), yang bertujuan mendorong keterlibatan aktif ayah dalam mendampingi tumbuh kembang anak sejak usia dini.
Program ini menyasar anak usia pendidikan dini, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah. Pelaksanaan gerakan ini dimulai pada Desember 2025 dan disesuaikan dengan jadwal pembagian rapor di masing-masing sekolah.
Baca juga : Rapor Semester Ganjil 2025 di Asahan Disarankan Diambil Ayah
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Medan, Andy Yudhistira, mengatakan kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Menteri BKKBN Nomor 14 Tahun 2025 tertanggal 1 Desember.
Menurutnya, kehadiran sosok ayah yang setiap harinya bekerja keras, momen pengambilan rapor ini menjadi peluang untuk lebih mendekatkan diri dengan anak dan memiliki makna penting bagi perkembangan anak.
“Kita juga meminta pihak sekolah untuk memberikan dispensasi keterlambatan bagi para ayah yang datang untuk mengambil rapor, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing satuan pendidikan,” katanya, Kamis (18/12/2025).
Dengan adanya program tersebut, sekolah diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar siswa, tetapi juga menjadi ruang edukasi dan kelas pengasuhan bagi para ayah.
“Kita berharap langkah ini menjadi penguat hubungan emosional antara ayah dan anaknya. Sekaligus juga menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih kolaboratif di Kota Medan,” tutur Andy.






