Lestarikan Bahasa Daerah, Pemprov Sumut Susun Kurikulum Mulok SMA/SMK
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tengah menyiapkan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan bahasa dan budaya daerah agar tidak tergerus zaman. Salah satunya dengan menyusun kajian kurikulum muatan lokal yang akan diintegrasikan ke dalam program Gubernur Sumut, Marsipature Hutanabe, dan direncanakan mulai diterapkan pada jenjang SMA dan SMK.
Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut, Terang Dewi Susantri Ujung, mengatakan penguatan bahasa dan sastra daerah menjadi bagian penting dalam membangun generasi muda yang berbudaya dan memiliki identitas kuat sebagai orang Sumut.
“Bahasa ibu adalah identitas kebudayaan yang memperkaya keragaman Indonesia, khususnya Sumatera Utara yang memiliki banyak etnis dan bahasa daerah,” ujarnya, Senin (15/12/2025).
Ia menjelaskan, program Marsipature Hutanabe yang tengah dikaji oleh Pemprov Sumut ini tidak hanya mengangkat pembangunan daerah, tetapi juga budaya lokal, termasuk bahasa dan sastra.
Program tersebut dirancang masuk sebagai kurikulum muatan lokal di SMA dan SMK, dan diharapkan dapat berkesinambungan hingga jenjang SD dan SMP.
“Sehingga anak-anak benar-benar mengenal bagaimana budaya sebenarnya, apa pesta budayanya, kulinernya, bahasanya, dan segala sesuatu yang menyangkut budaya, bahasa, dan sastra,” katanya.
Baca juga : Relevansi Kurikulum dan Kelembagaan Demi Transformasi Pesantren
Festival Tunas Bahasa Ibu yang diikuti sebanyak 11 Kabupaten/Kota di Sumut, sebutnya, menjadi pengingat pentingnya upaya revitalisasi bahasa ibu sejak dini sebagai salah satu bentuk pelestarian bahasa daerah.
Ia mencontohkan pengalaman pribadi sebagai warga Kabupaten Dairi dari suku Pakpak, di mana penggunaan bahasa ibu mulai jarang dipraktikkan oleh generasi muda. “Kalau yang saya alami, ketika bahasa ibu tidak terbiasa lagi digunakan oleh generasi muda, ini lambat laun akan hilang,” ucapnya.
Menurutnya, hal tersebut menjadi salah satu kendala di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat. Karena itu, ia berharap program revitalisasi bahasa daerah dapat menjangkau lebih banyak kabupaten dan kota di Sumut.
Dalam pelaksanaannya, Pemprov Sumut mendorong kolaborasi antara sekolah, guru, orang tua, serta pemerintah daerah dan pusat agar pembelajaran bahasa daerah dapat berjalan berkesinambungan.
“Kami juga berharap kegiatan-kegiatan seperti Festival Tunas Bahasa Ibu, dapat melahirkan generasi muda yang cerdas, berbudaya, dan bangga menjadi bagian dari Sumatera Utara,” tuturnya.






