Krisis Lahan Pertanian! Luas Sawah di Simalungun Menyusut 3.000 Hektare dalam Beberapa Tahun
Luas baku sawah di Kabupaten Simalungun menyusut dalam lima tahun terakhir. Dari data yang diperoleh, pada 2020 luas baku sawah tercatat sebesar 30.749 hektare. Namun hingga awal 2025, luas baku sawah hanya 27.693 hektare. Atau berkurang sekitar 3.056 hektare.
Dibaca Juga : Misteri Tuan Marubun Penguasa Gaib dan Penjaga Spiritual Kerajaan Tanah Jawa
Penurunan ini disebabkan sejumlah faktor, di antaranya alih fungsi lahan menjadi permukiman dan kawasan industri, konversi sawah menjadi ladang jagung, serta keterbatasan sistem irigasi. “Itu data dari BPN,” ujar seorang pegawai di Dinas Pertanian Simalungun, Minggu (13/4/2025).
Meski demikian, penurunan luas sawah diklaim tidak menurunkan produksi padi. Dinas Pertanian Simalungun mencatat produksi padi justru mengalami peningkatan dari 353.289 ton pada 2022 menjadi 421.672 ton pada 2023.
“Dikhawatirkan, rusaknya irigasi di beberapa kecamatan bisa mengurangi produksi. Tanggul saluran induk Daerah Irigasi Bah Tongguran III di Kecamatan Hutabayu Raja jebol akibat hujan deras pada Februari lalu dan mengancam sekitar 500 hektare lebih sawah,” tuturnya.
Hingga saat ini, petani yang terdampak masih mengandalkan curah hujan karena perbaikan tanggul belum optimal.
Kemudian, satu unit Dam irigasi utama di Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi juga jebol dan mengancam 300 hektare sawah yang tersebar di 4 dusun Nagori Jawa Maraja.
Dibaca Juga : Siantar Timur Ukir Prestasi Gemilang, Raih Gelar Juara Umum MTQN ke-57
“Kerugian petani bisa puluhan miliar rupiah. Saat ini kami sedang dalam proses pengolahan tanah untuk pola tanam padi serentak. Kalau air tidak segera mengalir, semua lahan ini bisa kekeringan, terancam gagal pola tanamnya,” ucap Pangulu Nagori Jawa Maraja, Parlindungan Manalu belum lama ini.






