Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Koperasi Desa Merah Putih Solusi Petani Lepas dari Jerat Tengkulak

Koperasi Desa Merah Putih Solusi Petani Lepas dari Jerat Tengkulak

Koperasi Desa Merah Putih yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai memiliki potensi besar dalam mengatasi ketergantungan petani dan masyarakat desa terhadap tengkulak dan rentenir. Hal ini disebutkan Akademisi Universitas Simalungun, Dr. Darwin Damanik pada, Jumat (23/5/2025).

Dibaca Juga : 11 Ribu Pekerja Rentan di Siantar Diusulkan Dapat Jaminan Sosial, Ini Rinciannya!

Menurutnya, koperasi ini diharapkan dapat memperkuat ekonomi desa melalui kemitraan dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan peningkatan distribusi kebutuhan pokok.

“Koperasi inilah nantinya yang akan memangkas rantai pasok, memberantas tengkulak, dan menciptakan kesejahteraan masyarakat desa,” ujar Darwin.

Darwin menekankan pentingnya sinergi antara koperasi desa Merah Putih dan BUMDes agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan program. Menurutnya, koperasi seharusnya hadir untuk memperkuat usaha-usaha yang telah berjalan di desa.

Ia juga menyoroti pentingnya tata kelola yang baik dalam koperasi agar mampu meningkatkan perputaran uang di desa dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

“Dengan pengelolaan yang baik, koperasi ini dapat menjadi tulang punggung perekonomian desa,” tuturnya.

Namun, Darwin mengingatkan agar keberadaan koperasi tidak mengalami nasib serupa dengan koperasi unit desa (KUD) dan BUMDes sebelumnya yang banyak menemui hambatan dalam pelaksanaan. Ia mendorong adanya transparansi dan akuntabilitas lembaga agar program tidak disalahgunakan.

“Yang perlu diawasi adalah jangan sampai terjadi praktik tengkulak yang justru mengatasnamakan program pemerintah,” katanya.

Terkait dengan potensi gangguan terhadap layanan pinjaman digital (fintech lending), Darwin menilai koperasi Merah Putih tidak akan menjadi ancaman karena keduanya memiliki segmen pengguna yang berbeda.

Dibaca Juga : Tenggat Akhir Mei, Pemko Sibolga Genjot Penataan PKL demi Tata Kota Lebih Rapi

“Keduanya memiliki segmen pengguna yang berbeda, sehingga dapat beroperasi secara bersamaan tanpa saling mengancam,” tuturnya. 

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan