Kisruh Lapangan Mini Balige Pemilik Lahan Pasang Pagar, Disdik Toba Berulah
Tindak lanjut dari pemasangan plang oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara dan Yayasan Tunas Bangsa di Lapangan Mini Sopo Surung, Kelurahan Sangkarnihuta, Kecamatan Balige, mendapat respons keras dari pihak keluarga Napitupulu, yang mengklaim sebagai pemilik lahan.
Dibaca Juga : Antisipasi Keramaian Lebaran, Polres Palas Gelar Peninjauan Keamanan di Objek Wisata
Pada Senin (7/4/2025), keluarga Napitupulu memagari lokasi dengan kawat berduri dan memasang spanduk bertuliskan larangan masuk tanpa izin. Jaya Napitupulu, perwakilan keluarga yang tinggal di sekitar lokasi, mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan hasil kesepakatan keluarga, baik yang berada di perantauan maupun di Kabupaten Toba.
“Pemagaran dan pelarangan masuk bukan tanpa alasan. Sejarah dan bukti kepemilikan tanah kita miliki dan saksi-saksi juga ada,” kata Jaya dengan menyebut selama ini mereka mendukung pendidikan di Balige sehingga mengizinkan tanah mereka digunakan Disdik.
Salah satu yang menggunakan selama almarhum T.B. Silalahi masih hidup, pemanfaatan lapangan oleh Yayasan Tunas Bangsa selalu melalui prosedur yang jelas, termasuk permisi dan penandatanganan perjanjian bermaterai. “Kenapa kini mendirikan plang kepemilikan, dan dilakukan sepihak,” ujarnya kesal.
Jaya juga membantah klaim bahwa lahan telah diserahkan pada tahun 1975, sebagaimana diungkapkan pihak Dinas Pendidikan Sumut. Menurutnya, lapangan mini baru terbentuk pada tahun 1982 atas inisiatif Jonni Pardede, anak dari T.D. Pardede. Tujuannya adalah untuk mencari bibit unggul pemain sepak bola klub Harimau Tapanuli.
“Saat itu, Jonni langsung bermohon kepada orang tua saya untuk merubah kebun kami menjadi lapangan sepak bola. Kemudian dikarenakan Jonni Pardede merupakan keponakan Napitupulu maka lahan itu dipinjampaikaikan kepadanya,” katanya.
Dibaca Juga ; Antisipasi Keramaian Lebaran, Polres Palas Gelar Peninjauan Keamanan di Objek Wisata
Lebih jauh, Jaya menyebut bahwa klaim sepihak oleh pihak yayasan bisa jadi keliru objek. Ia menjelaskan bahwa lapangan yang kini berdiri di lokasi Yayasan Tunas Bangsa dulunya dikenal masyarakat sebagai Lapangan Balanga, bukan Lapangan Mini yang kini disengketakan. “Disitulah dulunya, masyarakat dan pelajar melakukan kegiatan olahraga sepakbola bukan dilapangan mini, yang mereka klaim sekarang secara sepihak menjadi milik mereka,” katanya menerangkan.






