Tragis! Kematian Paling Menyakitkan Akibat Paparan Radiasi yang Mengguncang Dunia
Seorang pria asal Jepang mengalami salah satu kematian paling mengerikan akibat paparan radiasi dalam kecelakaan nuklir yang fatal. Hisashi Ouchi, pria berusia 35 tahun, menderita selama 83 hari setelah terpapar radiasi dalam jumlah ekstrem.
Kondisinya memburuk secara drastis, menyebabkan kulitnya terkelupas, kelopak matanya lepas, dan tubuhnya mengalami diare hingga tiga liter per hari akibat kematian jaringan tubuh secara bertahap.
Insiden ini terjadi di fasilitas pemrosesan uranium di Tokaimura pada 30 September 1999. Ouchi, bersama dua rekannya, bertugas menyiapkan uranium untuk bahan bakar nuklir.
Berdasarkan laporan yang diterbitkan dalam BMJ Journal berjudul “Japan’s Worst Nuclear Accident Leave Two Fighting for Life”, Ouchi menerima paparan radiasi sebesar 17 sievert, jauh melebihi batas mematikan.
Baca Juga: Waspada! 5 Tanda Diabetes di Tangan dan Kaki yang Sering Tak Disadari
Rekannya, Masato Shinohara (29), juga terkena 10 sievert, sementara satu pekerja lainnya mengalami dampak yang lebih ringan.
Setelah kejadian, Ouchi dan Shinohara segera dilarikan ke Institut Ilmu Radiologi Nasional di Chiba, Jepang, tempat para dokter menemukan bahwa kadar sel darah limfatik mereka hampir nol. Akibatnya, mereka mengalami gejala parah seperti mual, diare, dan dehidrasi.
Tiga hari setelah insiden, keduanya dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Tokyo untuk menjalani operasi transfusi darah dengan harapan dapat mengembalikan fungsi produksi darah mereka.
Meskipun awalnya tampak stabil, kondisi Ouchi terus memburuk. Paparan radiasi yang luar biasa tinggi menghancurkan kemampuan tubuhnya untuk meregenerasi sel-sel baru.
Siap Untuk Tampil Lebih Percaya Diri? Kunjungi Website Kami dan Temukan Layanan Salon Terbaik!
Kulitnya mulai terkelupas saat menjalani perawatan medis, dan ia mengalami kesulitan bernapas akibat penumpukan cairan di paru-parunya, yang akhirnya memerlukan bantuan ventilator.
Kerusakan pada sistem pencernaannya semakin parah, menyebabkan nyeri luar biasa dan perdarahan internal, yang mengharuskan pemberian hingga 10 transfusi darah per hari.
Seiring berjalannya waktu, tubuhnya mulai kehilangan cairan secara drastis melalui jaringan yang rusak, sementara berbagai metode perawatan seperti cangkok kulit dan transplantasi sel induk tidak memberikan hasil.
Salah satu dampak paling mengerikan adalah ketika kelopak matanya terlepas, membuat matanya sangat kering dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa Ouchi bahkan menangis darah dan memohon agar dokter menghentikan perawatannya. Pada hari ke-59 perawatannya, jantungnya berhenti tiga kali, tetapi ia tetap diresusitasi sesuai keinginan keluarganya.
Siap Untuk Tampil Lebih Percaya Diri? Kunjungi Website Kami dan Temukan Layanan Salon Terbaik!
Akhirnya, setelah 83 hari penderitaan yang tak terbayangkan, Ouchi meninggal dunia pada 21 Desember akibat kegagalan organ ganda. Beberapa bulan kemudian, pada April 2000, rekannya Shinohara juga meninggal karena kondisi serupa pada usia 40 tahun.
Sementara itu, teknisi lainnya, Yokokawa, yang juga terkena dampak, dirawat selama tiga bulan dan berhasil pulih dengan gejala ringan akibat radiasi.
Kecelakaan ini menjadi pengingat mengerikan akan bahaya radiasi nuklir serta pentingnya standar keselamatan yang ketat dalam industri tenaga nuklir.






