Analisasumut.com
Beranda AKTUAL Kasus Medis Langka! Wanita Ini Berkeringat Darah, Apa Penyebabnya?

Kasus Medis Langka! Wanita Ini Berkeringat Darah, Apa Penyebabnya?

Seorang wanita berusia 21 tahun di Italia mengalami kondisi medis langka yang membuatnya berkeringat darah dari wajah dan telapak tangannya tanpa adanya luka atau cedera. Kondisi ini telah berlangsung selama tiga tahun tanpa pemicu yang jelas. Perdarahan spontan ini terjadi selama satu hingga lima menit dan dapat muncul saat ia sedang tidur, berolahraga, atau beraktivitas fisik.

Mengalami Tekanan Mental Akibat Kondisinya

Dilansir dari Live Science, wanita ini merasa tertekan secara psikologis akibat kondisinya berkeringat darah yang tidak biasa. Ia mengalami serangan panik dan menjadi terisolasi secara sosial karena malu dengan episode perdarahan yang dialaminya.

Saat diperiksa di rumah sakit, dokter melihat cairan berdarah yang keluar dari kulit wajahnya. Laporan kasus ini kemudian dipublikasikan dalam Canadian Medical Association Journal.

Baca Juga: Waspada! Sakit Kepala Seperti Ini Bisa Jadi Gejala Tumor Otak

Diagnosis dan Penjelasan Medis

Dokter melakukan analisis laboratorium terhadap cairan tersebut dan memastikan adanya sel darah merah di dalamnya. Hal ini menyingkirkan kemungkinan kondisi buatan atau anggapan bahwa pasien berpura-pura sakit.

Berbagai kemungkinan penyebab lain, seperti kromhidrosis (keringat berwarna akibat pigmen tertentu), juga telah dieliminasi. Dokter akhirnya mendiagnosis wanita tersebut dengan hematohidrosis, kondisi langka di mana keringat bercampur dengan darah dan keluar melalui kulit tanpa adanya luka.

Siap Untuk Tampil Lebih Percaya Diri? Kunjungi Website Kami dan Temukan Layanan Salon Terbaik!

Misteri di Balik Hematohidrosis

Hingga kini, penyebab pasti hematohidrosis belum sepenuhnya dipahami. Beberapa teori menyebutkan bahwa kondisi ini mungkin terkait dengan gangguan pembekuan darah atau respons tubuh yang berlebihan terhadap stres ekstrem (fight-or-flight response).

Kasus seperti ini sangat jarang ditemukan dalam dunia medis, dan masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme serta pengobatan yang paling efektif.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan