Jepang Dilanda Wabah Virus Gangguan Pencernaan, Kasus Terus Meningkat!
Jepang tengah menghadapi lonjakan kasus gastroenteritis Wabah Virus Gangguan Pencernaan menular yang disebabkan oleh norovirus dan patogen lainnya. Hingga pertengahan Maret 2025, jumlah kasus yang dilaporkan mencapai 34.609, menjadikannya wabah terbesar dalam satu dekade terakhir menurut data Institut Penyakit Menular Nasional Jepang.
Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kebersihan diri guna mencegah penyebaran virus, termasuk rajin mencuci tangan dengan sabun.
Baca Juga: Lebaran Tanpa Khawatir Gemuk! Simak 5 Tips Jaga Berat Badan
Norovirus dan Dampaknya
Norovirus merupakan penyebab utama gastroenteritis akut yang ditandai dengan muntah serta diare berulang. Meskipun infeksi biasanya sembuh dalam satu hingga dua hari, virus ini dapat menyebabkan dehidrasi serius, terutama pada anak kecil dan lansia yang memiliki daya tahan tubuh lebih lemah.
“Orang-orang dengan kekebalan tubuh yang lemah harus berhati-hati dalam memasak makanan yang perlu dipanaskan sebelum dikonsumsi,” demikian dikutip dari Japan Today.
Penyebaran Norovirus
Norovirus dapat menular melalui konsumsi makanan laut mentah seperti tiram yang terkontaminasi atau menghirup partikel dari muntahan kering orang yang terinfeksi. Virus ini sangat mudah menyebar di lingkungan padat seperti tempat penitipan anak, taman kanak-kanak, dan sekolah.
Otoritas kesehatan Jepang terus memantau situasi dan mengingatkan masyarakat untuk menghindari konsumsi makanan yang kurang matang serta menjaga kebersihan guna menekan angka penyebaran infeksi.
Siap Untuk Tampil Lebih Percaya Diri? Kunjungi Website Kami dan Temukan Layanan Salon Terbaik!
Untuk mencegah penyebaran lebih luas, pemerintah Jepang mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kebersihan diri, seperti rutin mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan yang matang, serta menjaga kebersihan lingkungan.
Otoritas kesehatan terus memantau perkembangan kasus dan mengambil langkah-langkah pencegahan guna menekan angka infeksi. Masyarakat diharapkan tetap waspada dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala gangguan pencernaan yang berkepanjangan.






