Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Jembatan Bah Hilang Putus 2 Bulan, Warga Geram Bupati Simalungun Dinilai Lamban Tanggap

Jembatan Bah Hilang Putus 2 Bulan, Warga Geram Bupati Simalungun Dinilai Lamban Tanggap

Sudah dua bulan berlalu sejak jembatan Bah Hilang di Nagori Dolok Hataran, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, putus akibat banjir, namun hingga kini belum ada perbaikan dari pihak Pemerintah Kabupaten Simalungun. Warga menilai Bupati Simalungun, Anton Achmad Saragih kuran tanggap.

Dibaca Juga ; Cuaca Ekstrem dan Kabut Tebal Biang Kerok Sepinya Pengunjung Hotel di Danau Toba

Jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses penghubung Dusun 4, 5, dan 6 ke pusat administrasi Nagori serta Kota Siantar. Dampaknya, sekitar 450 kepala keluarga (KK) di tiga dusun tersebut kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari termasuk mengurus berbagai keperluan administratif. “Jembatan ini merupakan satu-satunya penghubung warga, sehingga warga sekitar yang berjumlah 450 KK susah kalau mau berurusan ke kantor nagori,” ujar Camat Siantar, Muhammad Iqbal.

Terbaru, pada Rabu (9/4/2025), Bupati Simalungun Anton Achmad Saragih bersama Wakil Bupati Benny Gusman serta sejumlah stakeholder melakukan kunjungan ke lokasi. Mereka menegaskan bahwa jembatan Bah Hilang adalah sarana vital, terutama bagi pelajar dan aktivitas ekonomi warga. Meski sudah melihat kerusakan jembatan, Anton Saragih belum memberikan keterangan apa langkah yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

Sementara warga setempat, Saragih, menjelaskan bahwa meluapnya sungai Bah Hilang saat hujan deras menyebabkan pengikisan tebing, sehingga ujung jembatan tergerus dan akhirnya putus. “Sekitar bulan Februari lalu lah jembatan itu putus, sekarang kami buat jembatan sementara,” katanya dengan mengaku kecewa karena Bupati Simalungun dinilai kurang tanggap.

Dibaca Juga ; DPRD Siantar Minta Penindakan Tegas untuk Semua Odong-odong ‘Jangan Ada Tebang Pilih!

Bahkan, menurut warga, jembatan ini sudah tiga kali putus dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat bersama Pangulu (kepala desa) saat ini bergotong royong membangun jembatan darurat, agar tetap bisa melintas meski dengan keterbatasan. “Sebelum Pilkada lalu juga jembatan ini sempat putus. Kami hanya bisa perbaiki seadanya,” kata warga.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan