Jelang Akhir Pekan, Rupiah Melemah di Angka Rp16.292 per Dolar AS
Jelang akhir pekan, nilai tukar rupiah kembali melemah dan dibuka di level Rp16.292 per dolar AS pada perdagangan Jumat (9/8). Pelemahan mata uang Garuda ini dipengaruhi oleh sentimen global, termasuk penguatan dolar AS akibat data ekonomi Amerika Serikat yang lebih baik dari perkiraan. Di sisi lain, investor masih menantikan rilis data inflasi domestik serta perkembangan kebijakan suku bunga Bank Indonesia. Analis menilai, fluktuasi rupiah masih akan berlanjut dalam jangka pendek, seiring tingginya tekanan dari pasar keuangan global.
Baca juga : Mulai Dari Langkat, DMDI Dan Jamiyah Singapore Gelar Dakwah Serantau
Nilai tukar rupiah bertengger di angka Rp16.292 per dolar AS pada Jumat (7/8/2025) sore. Mata uang Garuda melemah 6 poin atau 0,04 persen dari perdagangan sebelumnya. Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp16.299 per dolar AS.
Mata uang di kawasan Asia kompak berada di zona merah. Yen Jepang melemah 0,09 persen, baht Thailand melemah 0,01 persen, yuan China melemah 0,02 persen, peso Filipina melemah 0,06 persen, won Korea Selatan melemah 0,17 persen, dan dolar Singapura juga melemah 0,02 persen pada penutupan perdagangan sore ini.
Senada, mata uang utama negara maju juga kompak berada di zona merah. Tercatat euro Eropa melemah 0,06 persen, poundsterling Inggris melemah 0,01 persen, dan franc Swiss melemah 0,01 persen, dan dolar Australia melemah 0,14 persen.
Pengamat pasar keuangan Lukman Leong mengatakan rupiah ditutup sedikit melemah terhadap dolar AS yang rebound oleh ekspektasi the Fed yang akan tetap hawkish.
“Namun rupiah masih berpotensi menguat walaupun investor akan terus memantau data-data ekonomi yang akan dirilis pekan depan, di antaranya penjualan ritel Indonesia dan inflasi AS,” katanya.
Ia memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp16.250-16.350 per dolar AS pada pekan depan.






