Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Israel vs Iran 2025 Eskalasi Mematikan dan Ancaman Perang Regional

Israel vs Iran 2025 Eskalasi Mematikan dan Ancaman Perang Regional

Ketegangan antara Israel dan Iran memuncak menjadi konfrontasi militer terbuka pada 13 Juni 2025, memicu kekhawatiran global terhadap eskalasi regional dan dampak ekonomi yang luas.

Dibaca Juga : Pemkab Tapsel Salurkan Gaji ke-13 Rp30,7 Miliar, Pegawai Semakin Semangat!

Berikut rangkuman lengkap perkembangan konflik, peran Amerika Serikat, serta reaksi internasional.

1. Operasi Militer Israel “Rising Lion”

Tanggal dan Skala Serangan:

Pada 13 Juni 2025, Israel meluncurkan operasi militer besar-besaran bertajuk Rising Lion, mengerahkan 200 jet tempur dan meluncurkan lebih dari 330 hulu ledak presisi. Lebih dari 100 target di Iran diserang, termasuk fasilitas nuklir Natanz, pabrik rudal, dan kediaman para petinggi militer serta ilmuwan nuklir.

Korban Jiwa:

Militer: Jenderal Mohammad Bagheri (Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran), Jenderal Hossein Salami (Komandan Garda Revolusi), serta lebih dari 20 perwira tinggi lainnya dilaporkan tewas.

Sipil dan Ilmuwan: 78 warga sipil tewas dan 329 lainnya terluka di Tehran. Enam ilmuwan nuklir, termasuk Fereydoon Abbasi, juga menjadi korban.

Tujuan Serangan:

Israel menyatakan serangan ini bertujuan menghancurkan kemampuan nuklir dan rudal Iran, yang dianggap sebagai “ancaman eksistensial” setelah laporan IAEA menyebut Iran melanggar kewajiban non-proliferasi.

2. Respons Iran: Balasan dan Peringatan Keras

Balasan Drone:

Beberapa jam setelah serangan, Iran meluncurkan lebih dari 100 drone ke wilayah Israel. Meskipun sebagian besar berhasil dicegat, serangan ini menunjukkan kemampuan balasan cepat Iran.

Pernyataan Pimpinan Iran:

Ayatollah Ali Khamenei: “Israel harus menanti hukuman yang keras.”

Presiden Masoud Pezeshkian: “Iran tidak akan diam. Respons kami akan membuat Israel menyesal.”

Dampak Domestik:

Kepanikan melanda warga Tehran. Antrean panjang terlihat di SPBU dan toko-toko sembako. Sementara itu, kelompok oposisi berharap kekacauan ini melemahkan rezim yang berkuasa.

3. Posisi dan Peran Amerika Serikat

Dukungan Intelijen:

AS dilaporkan memberikan intelijen eksklusif kepada Israel tetapi tidak terlibat langsung dalam operasi militer.

Pernyataan Donald Trump:

Mantan Presiden AS, Donald Trump, yang kini kembali menjadi tokoh kunci kebijakan luar negeri, menyatakan:

“Saya beri Iran kesempatan berulang kali untuk berunding. Sekarang mungkin mereka masih punya kesempatan kedua.”

Ia menyebut serangan Israel “sangat baik” dan mendesak Iran menerima kesepakatan nuklir baru.

Peringatan Militer:

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, memperingatkan Iran agar tidak menyasar aset dan personel Amerika di kawasan.

4. Dampak Regional dan Global

Penutupan Wilayah Udara:

Israel, Iran, Yordania, dan Irak menutup ruang udaranya. Maskapai besar seperti Emirates membatalkan sejumlah penerbangan internasional.

Krisis Energi:

Harga minyak mentah Brent melonjak 8% ke angka US$74 per barel, memicu kekhawatiran krisis energi global.

Reaksi Internasional:

PBB: Dewan Keamanan mengadakan sidang darurat atas permintaan Iran.

Oman: Menyebut serangan Israel “ceroboh” dan memperingatkan ancaman terhadap stabilitas regional.

NATO: Sekjen Jens Stoltenberg menyatakan risiko perang nuklir belum dekat, namun mendesak semua pihak menahan diri.

4. Dampak Regional dan Global

Penutupan Wilayah Udara:

Israel, Iran, Yordania, dan Irak menutup ruang udaranya. Maskapai besar seperti Emirates membatalkan sejumlah penerbangan internasional.

Krisis Energi:

Harga minyak mentah Brent melonjak 8% ke angka US$74 per barel, memicu kekhawatiran krisis energi global.

Reaksi Internasional:

PBB: Dewan Keamanan mengadakan sidang darurat atas permintaan Iran.

Oman: Menyebut serangan Israel “ceroboh” dan memperingatkan ancaman terhadap stabilitas regional.

NATO: Sekjen Jens Stoltenberg menyatakan risiko perang nuklir belum dekat, namun mendesak semua pihak menahan diri.

4. Dampak Regional dan Global

Penutupan Wilayah Udara:

Israel, Iran, Yordania, dan Irak menutup ruang udaranya. Maskapai besar seperti Emirates membatalkan sejumlah penerbangan internasional.

Krisis Energi:

Harga minyak mentah Brent melonjak 8% ke angka US$74 per barel, memicu kekhawatiran krisis energi global.

Reaksi Internasional:

PBB: Dewan Keamanan mengadakan sidang darurat atas permintaan Iran.

Dibaca Juga : Lubuk Larangan Jadi Solusi! Warga Angkola Timur Gotong Royong Bangun Jalan

Oman: Menyebut serangan Israel “ceroboh” dan memperingatkan ancaman terhadap stabilitas regional. NATO: Sekjen Jens Stoltenberg menyatakan risiko perang nuklir belum dekat, namun mendesak semua pihak menahan diri.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan