Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Harus Bertemu Istri dan Anak, Warga Tanjung Pura Rela Menembus Banjir ke Binjai

Harus Bertemu Istri dan Anak, Warga Tanjung Pura Rela Menembus Banjir ke Binjai

Warga Dusun VIII, Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Rukiatno, 36 tahun, nekat menerobos banjir demi bisa berjumpa kembali dengan istri dan anaknya yang berada di Kota Binjai.

Kisah haru sekaligus menegangkan itu diceritakannya saat ditemui wartawan di Binjai, Senin (1/12/2025).

Rukiatno mengisahkan banjir mulai menggenangi wilayah Tanjung Pura sejak Rabu.

Hingga keesokan harinya, debit air terus meningkat hingga mencapai 2,5 meter, membuat dirinya dan warga lain terjebak banjir hingga Sabtu.

Demi bisa keluar dari kepungan banjir dan pulang ke Binjai untuk bertemu keluarga, ia memutuskan mengambil risiko besar.

Bermodalkan menumpang sampan warga, Rukiatno berhasil mencapai titik terdekat di perbatasan Tanjungpura.

Baca Juga : Ribuan Warga Terdampak, Kelurahan Sei Mati Terendam Banjir Hingga Dua Hari

Perjalanan itu tak mudah, karena arus deras dan kondisi wilayah yang sudah sepenuhnya terendam.

Sesampainya di daratan yang lebih aman, ia bersama belasan warga lainnya melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki hampir satu jam.

Dalam perjalanan itu, mereka harus menghadapi arus banjir yang masih deras demi mencapai titik aman di Persimpangan Rutan Tanjungpura.

“Ya terpaksalah, bang. Demi bisa bertemu sama anak dan istri yang lagi di tempat mertua di Binjai,” ujarnya.

Mendapatkan kabar itu, Rukiatno selamat dan berhasil keluar, istrinya Maisarah bersama abang iparnya Andi langsung berangkat dari Binjai menuju lokasi pertemuan tersebut.

Momen haru tak terhindarkan ketika keduanya akhirnya bertemu kembali.

“Semua harta benda, rumah, dan mobil kami di Tanjungpura habis terendam banjir, bang. Tapi saya sudah ikhlas. Yang penting sekarang bisa berkumpul kembali bersama keluarga,” kata Rukiatno dengan mata berkaca-kaca.

Rukiatno juga menceritakan kondisi warga yang masih bertahan di rumah-rumah mereka karena minimnya bantuan di lokasi pengungsian.

Menurutnya, banyak pengungsi yang tidak mendapatkan makanan, air bersih, maupun kebutuhan dasar lainnya.

“Kondisinya menyedihkan. Listrik mati, komunikasi terputus, air bersih nggak ada, gas buat masak pun nggak ada,” tuturnya.

Sementara itu, Andi, abang ipar Rukiatno mengungkapkan ia dan Maisarah adiknya hanya bisa menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor sebatas hanya sampai di Kecamatan Hinai karena jalan masih terendam.

Dari sana, mereka menumpang mobil angkutan barang untuk mencapai titik pertemuan.

“Sepanjang jalan banyak warga menyelamatkan diri. Ada yang membawa orang sakit melewati banjir. Sedih lihatnya,” ucapnya.

Banjir besar yang melanda Tanjungpura dan beberapa wilayah lain di Kabupaten Langkat ini masih menyisakan duka mendalam bagi ribuan warga yang kehilangan tempat tinggal dan harta benda.

Hingga kini, masyarakat masih menunggu bantuan dan penanganan lebih lanjut dari pihak terkait.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan