Gelombang Tinggi Berpotensi Terjang Perairan Nias Selama Tiga Hari
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi yang diperkirakan akan menerjang perairan Nias selama tiga hari ke depan. Gelombang dengan ketinggian antara 2,5 hingga 4 meter diprediksi dapat terjadi akibat aktivitas angin kencang yang melanda wilayah Samudra Hindia barat Sumatra.
Kondisi ini dinilai berisiko bagi pelayaran, terutama kapal nelayan, kapal tongkang, dan kapal feri. Warga pesisir dan para pelaut diimbau untuk tetap waspada dan memperhatikan informasi terbaru dari BMKG.
Gelombang setinggi 1,25–2,5 meter berpotensi menerjang perairan Kepulauan Nias selama tiga hari ke depan, yakni Senin (21/4/2025) hingga Rabu (23/4/2025).
Hal ini diutarakan Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas II Maritim Belawan, Indah Riandiny Puteri, dalam siaran persnya secara tertulis, Minggu (20/4/2025).
“Peringatan dini, tinggi gelombang 1,25–2,5 meter berpeluang terjadi di perairan barat Kepulauan Nias serta perairan timur Kepulauan Nias,” katanya.
Selain itu, BMKG pun memperkirakan gelombang tinggi tersebut juga berpotensi terjadi di perairan Kepulauan Batu dan perairan barat Kepulauan Batu.
“Kondisi sinoptik, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut–timur laut dengan kecepatan angin berkisar 4–22 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan, umumnya bergerak tenggara hingga barat daya dengan kecepatan angin berkisar 4–25 knot,” kata Indah.
Oleh karena itu, lanjut Indah, BMKG pun mengimbau para nelayan maupun pelayar senantiasa berhati-hati ketika hendak melintasi peraian tersebut.
“Berisiko terhadap keselamatan pelayaran perahu nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Kapal tongkang, apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter,” tuturnya.
BMKG mengimbau masyarakat, khususnya nelayan dan operator kapal, untuk terus memantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi dan tidak memaksakan pelayaran jika kondisi tidak memungkinkan. Warga pesisir juga diminta untuk tetap waspada terhadap potensi banjir rob atau gelombang tinggi yang tiba-tiba. Keselamatan dan kewaspadaan menjadi prioritas utama dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem ini.
Baca juga : Prajurit TNI Asal Langkat Dikabarkan Gugur di Timika Papua






