Empat Sekolah SMA/SMK di Medan Kekurangan Siswa, Ini Dampaknya
Medan Empat sekolah di Kota Medan termasuk dua SMA dan dua SMK—dilaporkan mengalami kekurangan pendaftar calon siswa dalam PPDB tahun ini.
Minimnya jumlah pendaftar menyebabkan daya tampung tidak terpenuhi sehingga menimbulkan sejumlah dampak: terbatasnya anggaran operasional, potensi pengurangan jurusan hingga guru, serta kegiatan belajar yang kurang optimal karena siswa sedikit.
Menurut pengamat pendidikan, menurunnya minat terhadap jurusan tertentu seperti SMK bidang busana atau teknik dipicu banyaknya sekolah serupa di wilayah Sumatera Utara yang bersaing. Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan memastikan akan mengkaji kebijakan redistribusi siswa untuk mengatasi ketimpangan ini.
Baca juga : Rumor Tiga Putra Daerah Bakal Perkuat PSMS Medan Musim Ini
Empat sekolah tingkat SMA dan SMK negeri di Kota Medan dilaporkan mengalami kekurangan siswa baru pada penerimaan murid tahun ajaran 2025/2026. Hal ini berdasarkan data resmi dari panitia SPMB Sumut.
Keempat sekolah tersebut yakni SMKN 12 Medan dengan kekurangan sebanyak 174 siswa, disusul SMKN 10 Medan sebanyak 54 siswa.
Sementara itu, SMAN 20 Medan mengalami kekurangan 70 siswa, dan SMAN 19 Medan kekurangan sebanyak 36 siswa.
“Memang jumlah siswa tiap tahunnya berkurang. Mungkin karena program KB (Keluarga Berencana),” kata Juwita Lumban Gaol, Sekretaris Panitia SPMB Sumut 2025, saat dikonfirmasi Mistar pada Kamis (31/7/2025).
Panitia SPMB, sebut Juwita, sebenarnya telah melakukan sejumlah langkah untuk mengisi kuota yang kosong.
“Sudah kita lakukan tahapan pengisian kuota kosong, tapi memang hasilnya seperti itu,” ujarnya.
Dampak dari kekurangan siswa tersebut, sejumlah rombongan belajar (rombel) di sekolah-sekolah terpaksa harus ditutup.
“Kalau tidak ada siswanya, kelas itu ditutup. Contohnya, kuota lima rombel jadi tiga rombel,” tuturnya menjelaskan.
Penutupan rombel ini dilakukan untuk menyesuaikan jumlah siswa yang tersedia.
“Itulah yang kurang (siswanya), berarti kurang kuota. Dari lima jadi tiga (rombel). Artinya dua rombel ditutup,” ucapnya.
Dinas Pendidikan Sumatera Utara mengaku tengah mengevaluasi faktor penyebab menurunnya minat siswa di beberapa sekolah, termasuk lokasi yang kurang strategis hingga daya tarik jurusan yang tidak lagi sesuai kebutuhan pasar kerja.
Selain itu, pemerintah juga berencana mengoptimalkan sosialisasi PPDB dan menyesuaikan jurusan dengan kebutuhan industri. Masyarakat pun diimbau lebih selektif memilih sekolah berdasarkan potensi dan minat anak, bukan semata-mata karena tren sekolah favorit. Jika tidak segera ditangani, kekurangan siswa ini dikhawatirkan akan mempengaruhi kelangsungan operasional sekolah dan kualitas pendidikan di wilayah Medan secara keseluruhan.






