Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Dinkes Sumut Tunggu Informasi Resmi Terkait Status KLB di Nias Selatan

Dinkes Sumut Tunggu Informasi Resmi Terkait Status KLB di Nias Selatan

KLB

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih menunggu informasi dari Bupati Nias Selatan mengenai apakah status Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah non alam Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria akan diperpanjang atau dihentikan.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Sumut, Novita Saragih, mengonfirmasi

“Saya belum mendapat kabar karena informasi belum diterima, dan kami masih menunggu konfirmasi dari Nias,” ujar Novita melalui sambungan telepon pada Selasa (31/12/24).

Baca Juga: Warga Medan Dikejutkan dengan Penemuan Mayat Bayi dalam Tas di Sungai

Novita juga menambahkan bahwa Dinkes Sumut akan segera memberikan informasi lebih lanjut setelah menerima keputusan resmi terkait penetapan status wabah KLB DBD dan Malaria di Nias Selatan.

“Sudah saya coba hubungi, namun kendala sinyal membuat komunikasi sedikit terhambat. Begitu kami menerima kabar resmi, kami akan segera memberitahukan,” jelasnya.

Dinkes Sumut sebelumnya juga telah mengirimkan berbagai bantuan alat untuk mendukung penanganan wabah non alam tersebut, seperti repellent untuk menjauhkan serangga dan nyamuk, Rapid Diagnostic Test (RDT), serta obat-obatan.

Untuk diketahui, status KLB DBD dan Malaria di Nias Selatan telah diperpanjang sejak 15 November 2024 hingga 28 Desember 2024, berdasarkan keputusan Bupati Nias Selatan nomor 100.3.3.2/948/2024.

Dinkes Sumut mengharapkan komunikasi yang lancar agar langkah penanganan dapat segera disesuaikan dengan keputusan yang ada. Novita Saragih, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencegahan Penyakit (P2P), juga menegaskan bahwa setelah menerima informasi resmi, pihaknya akan segera menginformasikan kepada masyarakat.

Dengan bantuan alat yang telah dikirimkan, Dinkes Sumut berharap situasi di Nias Selatan dapat segera terkendali, dan masyarakat dapat tetap waspada terhadap potensi penyebaran penyakit DBD dan Malaria.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan