Dinkes Sumut: Lelaki Sex Lelaki Penyumbang HIV Terbanyak
MEDAN – Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mengungkapkan bahwa kelompok Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) masih menjadi penyumbang tertinggi kasus HIV di wilayah tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumut, dr. Hendra Tambunan, dalam kegiatan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS, Selasa (2/7/2025). Berdasarkan data kumulatif hingga Mei 2025, lebih dari 30 persen kasus HIV baru di Sumut berasal dari kelompok LSL. Dinkes mengimbau masyarakat, khususnya kelompok berisiko tinggi, untuk rutin melakukan tes HIV serta meningkatkan kesadaran terhadap perilaku seksual yang aman.
Baca juga : Diikuti Empat Tim, Polres Binjai Juarai Winner BSC Tropheo 2025
Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara (Sumut) menyebut faktor Lelaki Sex Lelaki (LSL) jadi penyumbang Human Immunodeficiency Virus (HIV) terbanyak.
“Dalam pencegahan penularan HIV di kalangan LSL, kita berupaya melakukan penjangkauan LSL untuk skrining dan pendampingan pengobatan HIV,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sumut Novita Saragih kepada , Rabu (2/7/2025).
Pendampingan pengobatan, lanjut Novita, dibantu komunitas Galatea dan Medan Plus. Kemudian, ada juga Layanan Profilaksis Pra-Pajanan (PrEP) sebagai, layanan pencegahan HIV bagi orang yang HIV-negatif dan berisiko tinggi tertular HIV.
“Tahun lalu kita ada tiga daerah yang memiliki layanan PrEP yaitu Medan, Deli Serdang dan Simalungun. Kini sudah diperluas tahun ini di empat daerah lainnya yaitu Tebing Tinggi, Asahan, Pematangsiantar dan Labuhanbatu,” tuturnya.
Baca Juga:
Dalam mengantisipasinya, sambung Novita, Dinkes Sumut menguatkan kerja sama lintas sektor seperti salah satunya dengan Dinas Pendidikan.
“Hal tersebut bertujuan untuk menguatkan edukasi di kalangan anak sekolah, supaya tidak melakukan perilaku berisiko seperti berhubungan seks bebas,” ucapnya.
Sebelumnya, ramai beredar sebuah video yang menunjukkan 75 pria, terlibat pesta sex sesama jenis di sebuah vila kawasan Puncak Bogor dan ditemukan sebanyak 30 orang reaktif HIV dan 45 orang lainnya non-reaktif HIV.
Artikel Terkait
