Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Dari Laut Nias hingga Muara Kerbau, Perjalanan Inspiratif Riyan Jefri Raih Emas SEA Games

Dari Laut Nias hingga Muara Kerbau, Perjalanan Inspiratif Riyan Jefri Raih Emas SEA Games

Santina br Siregar, 52 tahun, masih mengingat betul masa kecil anak sulungnya, Riyan Jefri H Lumbanbatu (Marbun). Jauh sebelum nama itu dipanggil di arena SEA Games 2025 Thailand sebagai peraih emas kickboxing, Jefri hanyalah anak kampung yang tumbuh dekat laut.

Dibaca Juga : Pantai Hospital Melaka, Destinasi Favorit Keluarga Indonesia untuk Berobat Nyaman dan Aman

“Di Nias sampai kelas empat SD. Di sana hobinya lompat-lompat dan mandi di laut,” ujar Santinya br Siregar saat ditemui di rumahnya, Kamis (18/12/2025).

Hari-hari Jefri kecil di Nias dihabiskan dengan berenang di air asin, hingga kemudian keluarga memutuskan pindah ke Muara, Kabupaten Tapanuli Utara.

Di Muara, Jefri tinggal selama dua tahun. Di sanalah naluri sebagai sangjuara mulai terlihat. Ia bermain sepak bola. Bermain sebagai penjaga gawang maupun pemain lapangan, dan Jefri juga membawa timnya menjuarai turnamen.

“Lima kali juara turnamen bola dia di Muara, saat itu kan dia ikut orang tua ku. Di sana juga mengangon kerbau,” kata Santina.

Setelah itu, keluarga kembali berpindah. Kali ini ke Kota Pematangsiantar. Jefri pun melanjutkan pendidikan hingga SMA. Hidup berjalan sederhana, namun perlahan arah hidupnya mulai berubah.

“Di Siantar dia sekolah SMP dan SMA. Di kelas tiga SMA baru lah dia ikut kungfu dan wushu,” ujar Santina.

Dari bela diri tradisional itulah Jefri menemukan dunia yang kelak menjadi jalan hidupnya. Pada 2021, ia mulai menekuni kickboxing sebuah keputusan yang turut membawanya jauh.

Namun, jalan itu tak pernah lurus. Sebelum dikenal sebagai atlet nasional, Jefri mengalami kegagalan yang berulang. Tiga kali ia mengikuti tes masuk TNI. Tiga kali pula gagal.

Keputusan itu diambil bersamaan dengan cobaan besar dalam keluarga. Ayah Jefri meninggal dunia pada Desember 2025, tepat ketika Jefri tengah menjalani Pelatihan Nasional (Platnas). Sejak saat itu, ia bukan hanya atlet, tetapi juga tulang punggung keluarga.

Ia menanggung kebutuhan ibunya dan empat adiknya. Setiap bulan, Jefri mengirim uang belanja dan biaya pendidikan. “Bapaknya tidak ada pensiun. Jadi dia lah yang menghidupi kami,” tuturnya.

Sementara itu, Santina bekerja serabutan menjadi tukang kusuk, membuat kue basah, membantu katering, hingga membersihkan rumah orang. Hidup berjalan dalam keterbatasan, namun tanpa keluhan.

Di tengah kondisi itulah Jefri berangkat ke SEA Games 2025 Thailand. Dari penyisihan hingga final, Santina mengikuti pertandingan dengan doa yang tak putus. Ia melihat sendiri bagaimana sejumlah atlet kickboxing Indonesia gugur satu per satu.

“Kami dengar dan lihat banyak yang tidak adil. Jadi waktu anakku tertinggal di ronde satu dan dua, kami sudah pasrah. Namun di sisa 33 detik terakhir, segalanya berubah. Jefri dan meraih medali emas,” ucapnya.

Dibaca Juga : KPK Gelar OTT di Bekasi, 10 Orang Diamankan Terkait Dugaan Korupsi

Kini, dari hasil perjuangannya, Jefri telah membeli sebuah rumah kecil. Ia juga berjanji menyisihkan 10 persen hadiah untuk anak yatim dan anak jalanan.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan