Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS China Diduga Pasok Material Rudal ke Iran, Dunia Barat Geram!

China Diduga Pasok Material Rudal ke Iran, Dunia Barat Geram!

Sejumlah badan intelijen Eropa melaporkan bahwa China diduga memasok material pendukung rudal ke Iran, meski negara itu sedang kena sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dibaca Juga : Momen Langka! Tiga Konglomerat Dunia Santai Makan Ayam Goreng di Seoul

Beberapa sumber intelijen menyebut kapal-kapal asal China terpantau berlabuh di Iran membawa natrium perklorat, bahan utama pembuatan propelan padat yang digunakan untuk menggerakkan rudal jarak menengah.

Pengiriman sekitar 2.000 ton natrium perklorat itu disebut mulai tiba di Iran sejak 29 September, tak lama setelah konflik bersenjata 12 hari antara Iran dan Israel.

Berdasarkan data pelacakan kapal dan aktivitas awak di media sosial menunjukkan sejumlah kapal, seperti MV Basht, Berzin, Elyana, dan MV Artavand, bolak-balik berlayar antara Iran dan China sejak akhir April.

Belum ada konfirmasi apakah pemerintah China mengetahui pengiriman ini. Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan negaranya menjalankan kontrol ekspor secara ketat dan tetap berkomitmen menyelesaikan isu nuklir Iran lewat jalur diplomatik.

“Kami menentang penerapan sanksi dan tekanan sepihak,” kata juru bicara tersebut, dilansir dari CNN, Sabtu (1/11/2025).

Sanksi terhadap Iran diberlakukan kembali oleh PBB pada 28 September karena dianggap melanggar kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015. Berdasarkan aturan itu, Iran dilarang mengembangkan atau memperoleh material terkait rudal balistik pembawa senjata nuklir, sementara negara anggota PBB tidak boleh menyuplai bahan yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut.

China dan Rusia menolak sanksi itu dengan alasan dapat menghambat upaya diplomasi.

Menurut analis Middlebury Institute, Jeffrey Lewis, peningkatan pasokan natrium perklorat ke Iran didorong kebutuhan mengganti stok rudal yang digunakan saat perang dengan Israel.

Sejumlah sumber juga menyebut pengiriman dilakukan dengan memanfaatkan perusahaan dan alamat fiktif untuk menghindari deteksi.

Meski natrium perklorat tak disebut secara spesifik dalam daftar barang terlarang versi PBB, para ahli menilai bahan itu seharusnya termasuk kategori yang dibatasi karena perannya yang vital dalam produksi rudal.

Dibaca Juga : BMKG Serukan Transformasi Global Sistem Peringatan Dini di Kongres WMO

Peneliti kebijakan nuklir Tong Zhao dari Carnegie Endowment for International Peace mengatakan, “Beijing mungkin sadar ekspor semacam ini berpotensi mendukung program rudal Iran, tetapi mereka juga bisa berdalih bahwa barang tersebut tak secara eksplisit dilarang oleh resolusi PBB.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan