Cerita Gus Yahya Banyak Pejabat Ngaku NU, Termasuk Natalius Pigai
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Gus Yahya Cholil Staquf, mengungkapkan fenomena menarik terkait banyaknya pejabat yang mengaku sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama (NU). Menurutnya, NU kini semakin menjadi daya tarik bagi berbagai kalangan, termasuk tokoh-tokoh di luar struktur organisasi.
Baca juga : Peringatan Isra Mi’raj 1446 H di Tapteng Pesan Terakhir Sugeng sebagai Pj Bupati
Salah satu nama yang disebut oleh Gus Yahya adalah Natalius Pigai, mantan Komisioner Komnas HAM. Ia mengaku pernah didatangi oleh Pigai yang menyatakan bahwa dirinya adalah warga NU. “Saya kaget juga, beliau tiba-tiba bilang kalau dia NU,” ujar Gus Yahya dalam sebuah acara.
Fenomena ini, menurut Gus Yahya, menunjukkan bahwa NU bukan sekadar organisasi keagamaan, tetapi juga memiliki daya tarik politik dan sosial yang besar. Banyak pejabat dan tokoh publik merasa perlu berafiliasi dengan NU untuk mendapatkan legitimasi atau dukungan dari kelompok Muslim terbesar di Indonesia.
Meski demikian, Gus Yahya menegaskan bahwa menjadi bagian dari NU bukan hanya soal pengakuan, tetapi juga harus diikuti dengan pemahaman dan komitmen terhadap nilai-nilai yang diperjuangkan oleh organisasi ini.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) berbicara mengenai betapa banyaknya orang yang mengaku bagian dari Nahdlatul Ulama (NU).
Sebab, menurut Yahya, selama ini NU dibayangkan sebagai kekuatan yang bertarung demi mendapatkan kekuasaan sebesar-besarnya. Hal tersebut disampaikan Yahya dalam penutupan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2025 di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (6/2/2025) malam.
“Selama ini kan NU dibayangkan sebagai kekuatan yang bertarung melawan kekuatan-kekuatan yang lain untuk mendapatkan kekuasaan sebesar-besarnya,” ujar Yahya.
“Sampai kemarin itu orang yang ditanyakan, menteri yang NU itu berapa? Pak Prabowo saja nanya, ‘ternyata banyak juga orang NU yang jadi menteri’. Ini NU ini diimajinasikan sebagai kekuatan politik untuk merebut kekuasaan,” sambungnya.
Yahya mengungkapkan, dirinya saja selama ini diminta banyak orang untuk mengambil kesempatan melakukan konsolidasi, mengingat statusnya sebagai Ketum PBNU.
Dia membeberkan, orang-orang itu menyuruhnya untuk berkonsolidasi demi bisa maju sebagai capres atau cawapres. “Dan ini sejak awal seperti itu, sejak lama seperti itu. Sejak lama,” ucapnya.
Yahya menyatakan, sampai saat ini, siapapun yang mendapat jabatan, entah itu menteri ataupun kepala daerah, pasti akan mengaku sebagai NU. “Yang enggak ngaku NU cuma karena enggak mungkin saja. Kayak kalau Sekjen Muhammadiyah ngaku NU, kan enggak mungkin. Jadi makanya dia enggak ngaku,” kata Yahya.
Sementara pejabat lain yang masih memungkinkan untuk mengaku sebagai NU, Yahya yakin mereka pasti akan berkoar-koar NU. Dia lantas menyebut Menteri HAM Natalius Pigai yang mengaku NU setelah mendapat jabatan.
“Tapi yang lain yang masih mungkin ngaku NU, dia akan bilang NU. Wong Natalius Pigai saja bilang ‘saya NU’,” tukas Yahya disambut tawa hadirin. “Imajinasi NU sebagai sumber daya politik. Ini sebetulnya dalam jangka panjang, bukan hanya tidak menguntungkan bagi NU, tapi juga berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara,” imbuhnya.






