Analisasumut.com
Beranda AKTUAL Cegah DBD, Puskesmas Binjai Kota Lakukan Fogging di Titik Rawan Banjir

Cegah DBD, Puskesmas Binjai Kota Lakukan Fogging di Titik Rawan Banjir

Untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Puskesmas Binjai Kota melakukan fogging atau pengasapan di sejumlah titik rawan banjir yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai langkah antisipatif mengingat intensitas curah hujan yang tinggi belakangan ini menyebabkan banyak genangan air di lingkungan permukiman warga.

Kepala Puskesmas Binjai Kota, dr. Reni Suryani, mengatakan bahwa fogging dilakukan di beberapa wilayah kelurahan yang sebelumnya dilaporkan memiliki kasus DBD serta terdapat banyak genangan air. Ia menegaskan bahwa pengasapan ini hanya salah satu upaya pencegahan dan harus disertai dengan gerakan 3M, yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air.

“Fogging ini untuk memutus siklus penyebaran nyamuk dewasa. Tapi yang lebih penting adalah kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan,” ujarnya.

Pihak Puskesmas juga menggandeng kader posyandu dan tokoh masyarakat untuk melakukan edukasi kepada warga terkait bahaya DBD serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing.

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan Kota Binjai melalui Puskesmas Binjai Kota melakukan kegiatan fogging atau pengasapan di sejumlah titik rawan banjir di Kecamatan Binjai Kota, Senin (4/8/2025) siang.

Baca juga : DJ Panda Ditolak Jenguk Erika Carlina dan Baby Andrew di Rumah Sakit

Kegiatan pengasapan ini menyasar kawasan padat penduduk, seperti Jalan T Imam Bonjol, Kelurahan Setia, yang memiliki potensi tinggi sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, dua jenis nyamuk penyebab utama penyakit DBD.

Upaya Preventif dan Sosialisasi

Kepala Puskesmas Binjai Kota, dr Arlina, menjelaskan bahwa fogging merupakan langkah preventif yang rutin dilakukan, terutama menjelang pergantian musim dari hujan ke kemarau yang biasanya menjadi waktu rawan peningkatan kasus DBD.

“Fogging dilakukan di sejumlah titik rawan banjir di tiap kelurahan. Kami juga memberikan sosialisasi kepada warga tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah pencegahan,” ujarnya.

Imbauan 3M Plus kepada Masyarakat

Arlina juga mengimbau masyarakat untuk aktif mencegah perkembangbiakan nyamuk dengan menerapkan gerakan 3M Plus.

3M Plus yang dimaksud adalah Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi dan drum, menutup rapat tempat penampungan air agar tidak menjadi sarang nyamuk, dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng atau botol.

Selain itu, masyarakat juga dianjurkan menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan atau dikuras.

“Musim hujan sering menyebabkan genangan air, yang sangat berisiko menjadi tempat bertelur nyamuk. Pencegahan ini harus dilakukan secara kolektif agar efektif,” tuturnya.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan