Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS CDRM–CDS Berdayakan Penyandang Disabilitas Lewat Pelatihan Olah Pisang Kepok Jadi Tepung

CDRM–CDS Berdayakan Penyandang Disabilitas Lewat Pelatihan Olah Pisang Kepok Jadi Tepung

CDRM–CDS Universitas HKBP Nommensen (Center for Disaster Risk Management & Community Development Studies) menyelenggarakan pelatihan pembuatan tepung pisang kepok bagi penyandang disabilitas di Kelompok Swabantu Kasih, Desa Loloana’a Lolomoyo, Senin (17/11/2025).

Dibaca Juga : SAR Beberkan Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Tiga Mahasiswa yang Terseret Arus di Tapteng

Kegiatan ini merupakan bagian dari program rehabilitasi berbasis masyarakat yang didukung oleh Program DIGNITY INKLUSI melalui Pusat Rehabilitasi YAKKUM, dengan fokus pada penguatan ekonomi kelompok melalui pemanfaatan sumber daya lokal.

CDRM–CDS merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang pemberdayaan masyarakat, khususnya pengurangan risiko bencana, livelihood, keadilan gender, serta pemberdayaan penyandang disabilitas.

Pelatihan ini diikuti oleh 35 peserta yang terdiri dari ODDP, penyandang disabilitas, pendamping, kader kesehatan jiwa, dan perangkat desa. Selain menjadi wadah terapi pemulihan, kegiatan ini bertujuan memberikan keterampilan wirausaha bagi anggota kelompok.

PJ Kepala Desa Loloana’a Lolomoyo, Aroziduhu Zega, menyatakan dukungan penuh Pemerintah Desa.

“Kelompok Swabantu adalah wadah yang tepat bagi penyandang disabilitas untuk pulih. Melalui kegiatan ekonomi, mereka mampu membuktikan bahwa mereka setara dan berdaya,” ujarnya.

Novi Fitriani Nazara, Community Empowerment Facilitator CDRM–CDS, berharap pelatihan ini menjadi langkah awal menuju kemandirian ekonomi.

“Kami berharap pelatihan pengolahan tepung pisang ini dapat meningkatkan kualitas produksi dan menumbuhkan rasa percaya diri bagi teman-teman disabilitas untuk memulai usaha,” katanya.

Ia menambahkan bahwa produk tepung pisang ini ke depan dapat dikembangkan menjadi berbagai olahan bernilai jual tinggi dengan dukungan pemerintah desa, pelaku UMKM, dan pasar lokal.

Kegiatan turut dihadiri oleh pelaku UMKM sekaligus pimpinan Komunitas Kandangboekoe, Reni Cahya Mutiasari, yang memberikan dukungan dan motivasi.

“Teman-teman disabilitas sangat bernilai dan mampu mengaktualisasikan diri. Yang awalnya diam kini berani memegang alat dan tampil ke depan. Mereka perlu ruang dan kesempatan yang sama,” ujarnya.

Rasa optimisme juga disampaikan Idaman Kristian Zega, anggota Kelompok Swabantu Kasih.

“Senang bergabung dengan kelompok ini. Selain mendapat bimbingan, saya bisa bertemu teman-teman dan melakukan kegiatan produktif seperti membuat tepung pisang dan sapu lidi. Semoga kelompok SHG ini semakin maju dan kami lekas pulih,” ungkapnya.

Dibaca Juga : Pelaku Sempat Ucapkan Maaf Sebelum Menusuk: Motif Johan Sitorus Terungkap

Kerja sama antara Pemerintah Desa, kader kesehatan jiwa, dan Kelompok Swabantu Kasih memperlihatkan komitmen kuat dalam membangun rehabilitasi kesehatan jiwa berbasis masyarakat. Diharapkan pelatihan ini dapat mendorong ketersediaan produk tepung pisang hasil praktik ulang, meningkatkan motivasi anggota kelompok, serta memperkuat kelembagaan SHG untuk keberlanjutan usaha

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan