Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Cabai Merah Makin Pedas, Harganya di Deli Serdang Sentuh Rp80 Ribu per Kg

Cabai Merah Makin Pedas, Harganya di Deli Serdang Sentuh Rp80 Ribu per Kg

Lonjakan harga cabai merah dalam sebulan terakhir membuat masyarakat, khususnya ibu rumah tangga di Kabupaten Deli Serdang, kelimpungan.

Harga bumbu dapur yang semula berada di kisaran Rp30 ribu per kilogram, kini bertahan di level Rp80 ribu per kilogram di sejumlah pasar tradisional.

Pantauan wartawan, Minggu (21/9/2025), harga cabai di Pasar Inpres Tanjung Morawa, Pasar Batang Kuis, dan Pasar Lubuk Pakam relatif sama.

Pedagang menyebut, tingginya harga dipicu oleh mahalnya cabai pasokan dari daerah pegunungan, yang otomatis ikut mendongkrak harga cabai lokal.

“Sekarang kita ambil dari petani saja sudah Rp60–70 ribu per kilogram. Jadi kalau dijual di pasar wajar harganya Rp80 ribu. Kalau harga cabai dari gunung turun dan pasokan banyak, otomatis harga petani lokal juga ikut turun,” jelas Inda, pedagang sayur di Pasar Lubuk Pakam.

Kenaikan harga cabai ini makin menekan pengeluaran rumah tangga. Sebelumnya, warga juga sudah dihantam mahalnya harga beras yang naik dari Rp11 ribu menjadi Rp16–18 ribu per kilogram.

Baca Juga : Harga Cabai Merah di Karo Tembus Rp 89 Ribu per Kg, Ini Faktor Pemicunya

Akibatnya, sebagian warga terpaksa beralih membeli beras Bulog kualitas medium yang harganya lebih murah.

“Kita masyarakat ini pening lihat harga bahan pangan sekarang. Cabai saja sudah gila-gilaan harganya, dari Rp30 ribu sekarang bertahan Rp80 ribu per kilogram. Kemarin harga beras naik, belum lagi gula. Jadi serba berat sekarang,” keluh Cici, seorang ibu rumah tangga di Lubuk Pakam.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Deli Serdang, Rahman Saleh Dongoran Siregar, mengakui harga cabai merah masih tinggi karena keterbatasan pasokan.

“Iya, memang harga cabai mahal karena pasokan terbatas. Pemerintah hanya mengatur harga beras Bulog, sementara cabai dan bumbu dapur tidak ada aturan batasan harga. Cara mengatasinya, pasokan harus diperbanyak agar harga bisa ditekan,” ujarnya.

Lonjakan harga bahan pangan yang terus terjadi membuat masyarakat berharap ada langkah nyata dari pemerintah daerah maupun pusat.

Tidak hanya menunggu pasokan turun harga secara alami, tetapi juga dengan kebijakan jangka pendek seperti operasi pasar atau subsidi distribusi.

Selama solusi belum tampak, warga masih harus merogoh kocek lebih dalam hanya untuk memenuhi kebutuhan dapur sehari-hari. 

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan