Bupati Toba Melontarkan Protes di Puncak Perayaan HUT ke-26 Kabupaten
Bupati Toba, Effendi Napitupulu memprotes beberapa kesalahan yang terjadi di hari terakhir perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 26 Kabupaten Toba. “Konsep pidato sejarah kabupaten ini terlalu bertele-tele. penyusunnya perlu dievaluasi, seharusnya dibuat singkat dan padat,” ujar Effendi, Senin (10/3/2025). Effendi juga mengomentari kebijakan panitia untuk melakukan persiapan terhadap kondisi lapangan yang akan dipakai oleh anak-anak untuk menampilkan tarian.
Dibaca Juga : Evaluasi Kinerja, Wali Kota Wesly Pertimbangkan Pencopotan Kadis Lingkungan Hidup
Menurutnya, lapangan yang dipakai seharusnya disirami air, karena lapangan terlalu panas untuk dipijak oleh para penari yang tidak memakai alas kaki. “Bisa melepuh kaki penari jika tidak segera disiram, panitia segera turunkan damkar untuk menyiramnya,” katanya memberi perintah. Meski demikian, Effendi tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada panitia yang telah berupaya mensukseskan kegiatan perayaan HUT ke-26 Kabupaten Toba yang digelar selama tiga hari, yakni 8-10 Maret 2025.
Pada kesempatan itu, Effendi menegaskan perlunya kerjasama semua pihak untuk mewujudnyatakan visi-misi Toba Mantap 2029. “Mari maksimalkan peran dan kontribusi kita masing-masing, mari satu derap langkah untuk bergerak bersama bagi Kabupaten Toba yang maju, sejahtera dan berkeadilan. ‘Tampak do Rantos na, Rim ni Tahi do Gogo na’,” tuturnya mengakhiri.
Bupati juga menyoroti minimnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. “Perayaan HUT ini seharusnya bukan sekadar pesta, tapi juga refleksi. Kita harus bertanya, sudah sejauh mana kemajuan yang kita capai untuk rakyat?” lanjutnya. Protes tersebut langsung memecah suasana. Sebagian warga yang hadir terlihat terkejut, sementara yang lain justru memberikan aplaus sebagai bentuk dukungan. “Saya setuju dengan Bupati. Kita butuh perubahan nyata, bukan sekadar perayaan,” kata salah seorang peserta acara. Di sisi lain, protes Bupati ini menuai beragam tanggapan dari kalangan politisi dan pejabat setempat. Beberapa mendukung langkah kritis tersebut, sementara yang lain menganggap momentum perayaan bukanlah waktu yang tepat untuk menyampaikan kekecewaan.
Dibaca Juga : Pembekalan Wajib bagi Calon CPNS 2024 di Simalungun Sebelum Pengangkatan
Perayaan HUT ke-26 Kabupaten Toba sendiri digelar dengan berbagai rangkaian acara, mulai dari pagelaran budaya, pameran produk lokal, hingga pertunjukan musik. Namun, di balik kemeriahan tersebut, protes Bupati menjadi pengingat bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mewujudkan Toba yang lebih maju dan sejahtera. Kini, semua mata tertuju pada langkah konkret yang akan diambil Bupati dan pemerintah daerah pasca-protes ini. Apakah ini akan menjadi awal dari perubahan besar bagi Kabupaten Toba? Hanya waktu yang akan menjawab.






